Anak Lengket Sama Babysitter, Mertua Marah Besar

Mertua Oh Mertua
Curhatan, keluh kesah, dan kisah cinta tentang mertua. Banyak drama di antara kita.
Konten dari Pengguna
22 September 2020 10:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mertua Oh Mertua tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Anak Lengket Sama Babysitter, Mertua Marah Besar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Anak Lengket Sama Babysitter, Mertua Marah Besar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menjadi wanita karir sekaligus ibu satu anak yang masih balita tentu melelahkan. Otomatis mempekerjakan pengasuh anak jadi pilihan bagi Gea. Tapi, efeknya si anak jadi lebih dekat dengan sang pengasuh. Gea pun langsung dimarahi mertua. Ini kisahnya.
ADVERTISEMENT
Semenjak lulus dari kuliah kedokteran, aku sudah aktif bekerja di rumah sakit swasta di kotaku. Kebetulan suami juga berprofesi sebagai dokter juga namun kami beda rumah sakit. Bisa dibayangkan, kami sama-sama sibuk bekerja.
Kami baru saja menikah 3 tahun lalu, anak kami pun masih usia 1,5 tahun. Otomatis kami perlu tenaga tambahan untuk mengasuh buah hati kami.
Orang tua suamiku sih pengennya anak kami dititipkan di rumah mereka. Tapi kami keberatan. Selain mereka sudah sepuh, kami juga kasihan kalau mereka harus jaga anak kecil. Di usia mereka, seharusnya mereka cuman santai dan mengerjakan hal-hal yang menyenangkan daripada mengurus balita.
Sudah 6 bulan ini, Mbak Rini, babysitter-ku membantu mengasuh anakku. Mbak Rini sangat helpful dan benar-benar telaten mengurus Dita yang GTM. Sekarang bahkan Dita sudah mulai enjoy makan dibanding sebelum ada mbak Rini.
ilustrasi anak makan. Foto: Shutterstock
Suatu hari ketika aku dan suami sama-sama ambil cuti, mertua menginap di rumah.
ADVERTISEMENT
“Dita, sini Eyang gendong," kata mertua sambil mengambil Dita dari gendongan Mbak Rini.
Nggak sampai 1 menit ada di gendongan eyangnya, Dita lalu teriak menangis. Malamnya, eyangnya mencoba kembali mengangkat Dita dari tempat tidur. Awalnya anteng, eh, 5 menit kemudian Dita nangis dan pengen digendong Mbak Rini.
Sampai di sini ibu mertuaku jengkel. Dia mengadu ke suamiku.
“Anton, itu gimana kok Dita nggak kenal sama Eyangnya”, ibu mertuaku menghampiri suamiku saat makan malam.
“Ya, namanya anak kecil Mam, wajar kalo digendong sama orang yang jarang ketemu langsung rewel”, suamiku menjawab.
“Nggak begitu. Istrimu sih pake ngerekrut pengasuh segala. Jadinya kan anakmu lebih lengket sama pengasuhnya daripada orang tuanya sendiri,” mertuaku mulai berang.
ADVERTISEMENT
“Tapi Mam, mau gimana lagi, emang situasinya aku dan Gea sama-sama kerja. Kalo nitipin ke mama ya nggak enak lah. Mama udah nggak waktunya ngurus bayi”, jawab suamiku.
Aku nimbrung ke ruang makan. “Iya, Ma, lagipula aku sebisa mungkin gantian ngerawat Dita, biar Dita nggak tergantung terus sama Mbak Rini. Tapi memang pelan-pelan butuh proses," jawabku.
Dok: Giphy
“Ya nggak bisa gitu dong, namanya anak kecil kalo sudah lengket sama orang, bisa lupa sama keluarganya sendiri. Kamu dong harus inisiatif, berhenti kerja dulu kek, sampe Dita besar. Kan penghasilan Anton juga cukup kalau kamu nggak kerja”, ibu mertua mendebatku.
“Sudah, sudah, Mam, haknya Gea juga mau kerja apa enggak. Gea juga sekolah mahal-mahal, sayang kalo berhenti kerja. Belum lagi kalo berhenti, ilmunya banyak yang lupa”, suamiku menengahi situasi yang makin panas.
ADVERTISEMENT
Duh, kalau sudah begini aku jadi merasa bersalah. Apakah, aku harus menuruti maunya mertuaku?
Jadi gimana, nih? Apakah Anda juga pernah mengalami pengalaman serupa dengan Gea? Boleh dong, diceritakan di kolom komentar. Takut namanya kebaca sama mertua? Kirim email aja! Ke: [email protected].