Cerita Pernikahan di Minahasa, Duduk Berjarak hingga Wajib Gunakan Masker

Konten Media Partner
4 Mei 2020 11:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pemberkatan nikah mempelai di Minahasa saat pandemi corona. Duduk berjarak hingga wajib gunakan masker
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pemberkatan nikah mempelai di Minahasa saat pandemi corona. Duduk berjarak hingga wajib gunakan masker
ADVERTISEMENT
Masker tak pernah lepas dari wajah dari Prayer dan Monic, dua sejoli yang melangsungkan pernikahan mereka di saat pandemi virus corona berlangsung. Tak hanya kedua mempelai, keluarga mempelai maupun pendeta yang memberkati ikatan suci di hadapan Tuhan, juga ikut menggunakan masker selama prosesi berlangsung.
ADVERTISEMENT
Minggu (4/5), bertempat di gedung Gereja Masehi Injil di Minahasa (GMIM) Baitani, Kelurahan Taler, Kecamatan Tondano Timur, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, mempelai Prayer dan Monic, pasangan muda ini, tetap memutuskan menggelar pernikahan di tengah pandemi corona.
Apalagi, rencana pernikahan yang sudah mereka rancang sejak sebelum adanya virus corona ini, sudah mengalami penundaan beberapa kali. Namun, setelah berkonsultasi dengan banyak pihak, akhirnya pernikahan tersebut dilangsungkan, dengan mematuhi protokol kesehatan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
Mempelai di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara yang melaksanakan pernikahan saat pandemi corona
Masker adalah hal yang paling utama harus digunakan oleh seluruh orang yang hadir dalam pemberkatan nikah. Selain itu, posisi duduk juga mengacu pada social distancing, dimana ada jarak 1,5 meter satu dengan yang lainnya.
"Khusus untuk di gereja, kami minta agar duduknya berjarak. Semua keluarga yang hadir dalam pemberkatan juga diharuskan pakai masker," kata Prayer, mempelai pria.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, terlihat hanya ada 16 orang saja di dalam gedung gereja. Dari 16 orang itu, juga sudah termasuk pendeta dan petugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Minahasa.
Mempelai dan undang sama-sama menggunakan masker saat pelaksanaan pemberkatan nikah di dalam gedung gereja
Sementara itu, acara resepsi pernikahan ini juga tetap dilaksanakan di rumah mempelai wanita. Namun, lagi-lagi instruksi pemerintah untuk tidak mengumpulkan massa dalam jumlah yang besar dipatuhi oleh kedua mempelai muda ini.
"Hanya ada 25 orang saja yang kami persilahkan datang. Itupun tetap harus jaga jarak dan dilakukan bergantian. Kami patuhi semua petunjuk yang diberikan kepada kami," kata Prayer.
Prayer mengatakan dirinya tetap bahagia walaupun pernikahannya tak dihadiri oleh banyak orang. Menurutnya, sudah bisa melangsungkan pernikahan dengan istrinya, sudah sangat bahagia, karena memang rencana tersebut sudah ada sejak sebelum Pandemi Corona berlangsung.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat berharap agar wabah virus corona ini bisa secepatnya berakhir dan bisa beraktifitas seperti biasanya. Tadi juga kita berdoa bersama agar wabah virus corona ini cepat berakhir,” ujar Prayer kembali.
febry kodongan
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!