Pentingnya Orang Tua Memulai 'Birdwatching' Bersama Anak

Mutia Ramadhani
Istri dan ibu tiga anak, Maetami dan Twins Mainaka. Sembilan tahun pernah bekerja sebagai jurnalis di salah satu media nasional cetak dan online. Saat ini menjadi full-time mom, full-time bloger, dan content writer.
Konten dari Pengguna
6 Desember 2021 12:59 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mutia Ramadhani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Liburan Natal dan Tahun Baru semakin dekat. Kalian punya program akhir tahun ke mana? Pastinya kita sulit bepergian ke luar kota karena pemerintah masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) mulai 24 Desember 2021 hingga 3 Januari 2022.
ADVERTISEMENT
Buat warga Jabodetabek seperti saya yang tidak bisa ke mana-mana, kita bisa mengisi liburan bersama anak-anak dengan kegiatan fun sekaligus edukatif. Beberapa waktu terakhir saya mencoba memperkenalkan putri saya, Maetami (5 tahun) dengan dunia birdwatching yang saya tekuni sejak 2006.
Birdwatching adalah kegiatan mengamati burung untuk tujuan rekreasi dan edukasi. Aktivitas ini juga mengajarkan anak kita dunia konservasi sejak usia dini.
Pendidikan lingkungan di tengah isu perubahan iklim yang pekat saat ini wajib kita ajarkan kepada anak. Bentuknya bisa berupa kurikulum formal di sekolah, pendidikan non-formal, atau edukasi keluarga di rumah.
Birdwatching lebih dari sekadar mengajak anak jalan-jalan melihat burung (Foto: dokpri)
Anak-anak prasekolah biasanya mudah tertarik dengan burung, terutama karena hewan bersayap ini bisa terbang dan membumbung tinggi di langit. Ada begitu banyak jenis burung di seluruh dunia, dan mereka sangat beragam, sama seperti kita manusia.
ADVERTISEMENT
Sebagian kita mungkin terkejut mengetahui betapa banyak satwa liar, khususnya dari keluarga burung yang menjadikan pekarangan atau lingkungan di sekitar rumah kita sebagai habitat.

Tips Memulai Birdwatching Bersama Anak

Orang tua tak perlu menjadi ahli burung (ornitologis) untuk memperkenalkan anak dunia fauna bersayap ini. Keluar saja beberapa langkah dari rumah, jelajahi lingkungan sekitar, dan ceritakan apa yang kita lihat kepada anak-anak kita.
Berikut adalah beberapa tips untuk memulai birdwatching bersama anak.
1. Ajarkan anak aturan dasar animal watching.
Ajarkan anak dua etika dasar melakukan pengamatan satwa liar (animal watching). Pertama, hindari menggunakan pakaian dengan warna terlalu mencolok.
Pakaian berwarna mencolok seperti merah, kuning, dan oranye mudah menarik perhatian burung. Ini akan menyulitkan kita berinteraksi dengan burung lebih dekat. Gunakan pakaian berwarna lembut, seperti cokelat, hijau, hitam, atau abu-abu.
ADVERTISEMENT
Kedua, melihat hewan dari kejauhan. Hampir semua burung akan terbang menjauh jika kita berlari ke arahnya, atau jika kita berteriak, apalagi mencoba menyentuhnya.
Ajari anak untuk tenang dan diam saat melihat satwa liar di dekatnya. Mereka perlu belajar mengendalikan histeria saat melihat burung.
Kita tidak harus memberikan anak binokuler, terlebih jika anak belum pernah menggunakan alat ini sebelumnya. Apabila orang tua hendak memberikan anak binokuler, pilihkan yang berukuran kecil atau sedang yang nyaman dalam genggaman anak.
2. Kenali lokasi perjumpaan burung
Burung memang menyukai pohon, rumput hijau di halaman, atau taman bunga. Namun, ada banyak tempat menarik untuk meningkatkan frekuensi perjumpaan dengan burung.
Burung suka bertengger di tempat yang menyediakan pemandangan luas untuknya, seperti atap rumah, kabel listrik PLN yang melintang, atau tajuk pohon tertinggi. Burung juga suka berada di limpasan air, area teduh dan terlindungi, dan tepian dua habitat.
ADVERTISEMENT
3. Tuntun anak menggambarkan objek yang dilihat
Saat burung yang menjadi target tertangkap pandangan mata, selanjutnya apa? Terlepas kita tahu atau tidak tahu jenis burung yang baru saja anak lihat, tidak masalah.
Kita tetap bisa membantu anak menggambarkan atau mendeskripsikan karakteristik burung yang dilihat. Biarkan anak memimpin diskusi, tetapi ajukan pertanyaan untuk mengarahkan mata dan telinga anak.
Contoh pertanyaannya, apa warna burungnya? Dia sedang apa? Apakah dia sedang bernyanyi (berkicau), bertengger sambil menelisik bulu, atau makan? Seperti apa bentuk paruhnya? Kecil runcing, besar tumpul, atau melengkung? Dan banyak lagi pertanyaan lainnya.
Biarkan anak menebak dan berspekulasi. Tujuan kita adalah menyalakan rasa ingin tahu anak tentang alam, mengasah keterampilan animal watching mereka, dan mendorong anak berani berinteraksi dengan lingkungan sekitar, khususnya satwa liar.
ADVERTISEMENT
4. Mengenal burung lewat buku, aplikasi, dan televisi.
Banyak buku identifikasi jenis burung di Indonesia telah diterbitkan. Kita bisa mengenalkan anak lebih banyak jenis burung lewat visualisasi buku, aplikasi, atau televisi.
Saya punya beberapa buku identifikasi jenis burung di rumah. Putri saya senang melihat gambar-gambarnya dan melempar pertanyaan. Tak jarang putri saya mencoba menggambar ulang foto burung yang dia suka menggunakan kertas warna dan pensil gambar.
Mengenal dunia burung dari buku identifikasi jenis (Foto: dokpri)
Kita juga bisa menggunakan aplikasi, seperti Merlin dari The Cornell Lab yang bisa diunduh gratis.
Anak prasekolah juga senang menonton siaran televisi bertema satwa. Banyak channel TV digital menghadirkan tayangan edukasi dunia fauna, seperti Nat Geo. Bagi keluarga yang belum bermigrasi ke TV digital sebagaimana imbauan pemerintah, bisa menjadi Sobat IndiHome.
ADVERTISEMENT
Banyak kejutan akhir tahun, salah satunya diskon biaya pemasangan baru, juga passive income dengan menemukan pelanggan baru.
5. Berkunjung ke kebun binatang atau taman burung.
Tips terakhir ini sangat menyenangkan karena anak bisa birdwatching sambil rekreasi. Anak bisa mengamati burung tanpa binokuler, tanpa perlu mengendap-endap karena takut si burung terbang jauh.
Tempat terbaik di Jakarta untuk birdwatching bersama anak usia prasekolah adalah Kebun Binatang Ragunan dan Taman Burung TMII. Keduanya layak masuk list program akhir tahun untuk liburan Natal dan Tahun Baru.
Birdwatching ke Taman Burung TMII (Foto: Dokpri)
Ajarkan anak terlebih dahulu burung-burung berukuran sedang hingga besar, seperti pelikan, flamingo, kasuari, kakatua, merak, kuao, rangkong, burung hantu, bangsa elang dan alap-alap. Setelah anak terbiasa melihat burung bertubuh relatif besar, barulah perkenalkan mereka burung-burung berukuran lebih kecil, seperti parkit, jalak bali, gagak hitam, burung kacamata, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kita patut berbangga karena Indonesia salah satu pusat keanekaragaman hayati burung tertinggi di dunia, setelah Kolombia, Peru, dan Brasil. Burung Indonesia mencatat saat ini negara kita memiliki 1.794 spesies burung.
Oleh sebabnya semakin dini anak kita mengenal dunia burung, semakin kuat juga semangat mereka melestarikan lingkungan di masa depan. Selamat liburan dan salam lestari!