Tanya BMKG: Apakah Kabut di Lampung yang Nampak hingga Siang Hari Berbahaya?

Konten Media Partner
3 Juli 2022 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fenomena kabut di Kota Bandar Lampung, Minggu (3/7). | Foto: Bery Decky Saputra/ Lampung Geh
zoom-in-whitePerbesar
Fenomena kabut di Kota Bandar Lampung, Minggu (3/7). | Foto: Bery Decky Saputra/ Lampung Geh
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lampung Geh, Pesawaran - Beberapa daerah di Provinsi Lampung tertutupi oleh kabut di siang hari. Untuk daerah yang jarang berkabut, biasanya hanya terjadi di pagi hari.
ADVERTISEMENT
Namun, sejak kemarin dan hari ini kabut menyelimuti beberapa daerah seperti Kota Bandar Lampung, Pesawaran, dan Pringsewu, hingga siang hari.
Apa yang menyebabkan hal itu terjadi? Apakah merupakan tanda bahaya? Simak penjelasan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung.
Suparji, Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Pesawaran, Lampung, mengatakan fenomena ini merupakan hal yang biasa. Meskipun, kabut biasanya terjadi hanya sampai pagi hari.
"Ini fenomena biasa, tapi memang sejak kemarin beberapa tempat seperti di Bandar Lampung, kabut hilang hingga sekitar jam 10-11," kata Suparji saat dihubungi Lampung Geh, Minggu (3/7).
Namun, tak ada keanehan atau bahaya yang dikhawatirkan masyarakat khusus di Kota Bandar Lampung. Menurutnya, kabut ini akan mulai menipis atau menghilang saat kondisi suhu udara semakin naik.
ADVERTISEMENT
"Hal ini biasanya ditandai dengan awannya mulai terbuka saat sinar matahari mulai masuk," terangnya.
Kabut masih akan nampak ketika matahari masih tertutup oleh awan, lantaran kelembapannya masih tinggi, dan suhu udaranya konstan naik tidak terlalu signifikan atau perlahan.
"Kelembapan itu menciptakan kabut. Kabut akan hilang seiring matahari terik," ungkapnya Suparji.
Mengenai bahaya, Suparji tak mengungkapkan adanya bahaya jika menghirup kabut tersebut. "Kabut itu tidak berbahaya," katanya.
Namun, bisa mengganggu jarak pandang para pengendara atau berkurangnya visibilitas. Dengan kondisi ini, para pengendara kendaraan roda dua, empat, atau lebih disarankan untuk berhati-hati.
"Visibility nya berkurang untuk berkendara, jadi harus berhati-hati," terangnya.
Terlepas dari kabut, Suparji mengungkapkan yang berbahaya untuk pernapasan ialah asap dari polutan-polutan.
ADVERTISEMENT
"Yang berbahaya itu smoke atau asap, baik asap kendaraan, rokok, ataupun asap industri. Itu yang bisa mengganggu pernapasan. Kalau kabut tidak bahaya," imbuhnya.
Bahkan, fenomena kabut yang terjadi ini bisa mempercepat polutan kering turun ke permukaan bumi untuk direduksi atau dinetralkan udaranya dari polutan-polutan," kata Suparji. (*)