Sains di Balik Interaksi Sosial bagi Manusia

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
4 Desember 2020 19:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dan bagaimana "Menjaga Jarak" berpengaruh terhadap hidup kita?
Selama merebaknya pandemi COVID-19 yang dimulai sekitar pertengahan bulan Maret di Indonesia, himbauan menjaga jarak hingga isolasi wilayah dilakukan untuk mengurangi transmisi COVID-19 ini. Usaha menjaga jarak, mengurangi interaksi sosial secara langsung dan menghindari kerumunan atau keramaian ternyata menyebabkan dampak yang cukup serius bagi keberlangsungan hidup kita, tidak hanya berpengaruh terhadap kondisi mental tetapi ternyata menjaga jarak dan kurangnya interaksi sosial secara langsung memiliki pengaruh langsung terhadap kesehatan.
Ilustrasi kesendirian. Sumber gambar: Pixabay
Sedangkan menurut berbagai kajian dari berbagai sudut pandang dan disiplin ilmu, isolasi sosial adalah ancaman bagi keberlangsungan hidup umat manusia. Sebelum adanya pandemi COVID-19 sendiri, di tahun 2019 WHO menyatakan kesepian atau kesendirian adalah masalah kesehatan global. Bahkan pemerintah Inggris di tahun 2018 membentuk satu kementrian khusus untuk mengenai masalah kesendirian ini secara nasional.
ADVERTISEMENT
Analisis terkini yang dilakukan oleh Danilo Bzdok dari McGill University, Montreal, Kanada dan Robin Dunbar dari University of Oxford, Inggris membahas mengenai berbagai dampak pada tubuh manusia terutama pada sistem saraf yang ditimbulkan oleh perilaku menjaga jarak dan pengurangan interaksi sosial yang secara masif dialami oleh setiap orang di seluruh belahan dunia karena adanya pandemi. Dalam analisisnya dinyatakan bahwa terdapat beragam manfaat dari interaksi sosial selain dampak negatif pengurangan interaksi sosial bagi tubuh.
Manfaat Interaksi Sosial Bagi Tubuh
Interaksi sosial seperti pertemanan, interaksi anggota keluarga memiliki manfaat baik bagi kesehatan. Banyak sekali studi yang menyatakan hubungan kuatnya hubungan interaksi sosial ada support system dengan tingkat kematian pada pasien misalnya penyakit kardiovaskular, atau pada lansia. Berdasarkan meta analisis yang dilakukan oleh Julianne Holt-Lundstad pada tahun 2015, pada lansia ditemukan isolasi sosial, dan kesendirian dapat meningkatkan peluang kematian sebesar 30%. Penelitian dan analisis lain juga mendukung temuan ini bahwa kesendirian dan kesepian dapat meningkatkan resiko kematian. Interaksi sosial dan dukungan sosial dapat mempengaruhi kondisi fisik serta mental terutama pada kondisi-kondisi yang berkaitan langsung dengan penyakit yang sedang diderita. Pada interaksi dan hubungan sosial yang sifatnya mutualisme, akan ada penularan kondisi mental seperti kebahagiaan, kesedihan ataupun penularan kebiasaan-kebiasaan seperti pola makan, pola kerja, olah tubuh dan lain sebagainya. Seseorang yang memiliki lingkup pertemanan luas atau merupakan bagian dari banyak lingkungan pertemanan cenderung lebih sedikit mengalami depresi dan lebih bahagia.
Interaksi sosial dengan tatap muka sekarang banyak dihindari karena pandemi. Gambar oleh pxby666 dari Pixabay
Pengaruh Kurangnya Interaksi Sosial pada Tubuh
ADVERTISEMENT
Ternyata kesendirian dapat menurunkan sistem imun dan kekebalan tubuh dari penyakit dan infeksi. Dalam analisisnya Danilo Bzdok dan Robin Dunbar mencatat berbagai studi yang telah dilakukan sebelumnya yang menjelaskan hubungan kuat dari kesendirian menurunnya imun tubuh. Para responden penelitian-penelitian tersebut yang memiliki interaksi sosial rendah diketahui memiliki sistem imun yang lebih rendah. Orang-orang dengan interaksi sosial rendah juga diketahui memiliki level fibrinogen yang rendah. Fibrinogen berperan penting dalam proses pembekuan darah dan perbaikan jaringan tubuh ketika terjadi luka. Selain itu dukungan sosial dari orang-orang sekitar dapat meningkatkan hormone endorphin serta meningkatkan sistem imun terhadap penyakit.
Lebih lanjut interaksi sosial yang tinggi dapat membuat sistem metabolisme tubuh lebih adaptif terutama jika terjadi perubahan yang mendadak seperti serangan penyakit atau infeksi, yang dapat dilihat pada tekanan darah, indeks massa tubuh, dan respon tubuh terhadap inflamasi. Hal-hal ini lah yang menjadi dasar kesimpulan bahwa orang-orang dengan interaksi sosial tinggi dan mendapat dukungan dari orang-orang di sekitarnya akan lebih cepat sembuh ketika terluka atau sakit.
Pasien dengan dukungan orang-orang terdekat akan lebih cepat sembuh. Gambar oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
Interaksi Sosial Secara “Online” versus Interaksi “Offline”
ADVERTISEMENT
Karena diharuskan untuk menjaga jarak dan mengurangi interaksi sosial untuk mencegah penyebaran COVID-19, hampir sebagian besar lini kehidupan beralih dari offline atau tatap muka menjadi online. Mulai dari sekolah, berbagai bidang pekerjaan, jual-beli hingga konser. Kemudian pertanyaannya apakah interaksi sosial secara online ini memiliki dampak yang sama seperti interaksi secara langsung melalui tatap muka?
Analisis Danilo Bzdok dan Robin Dunbar memaparkan secara umum perubahan media bertatap muka dari luring menjadi daring tidak merubah pola interaksi sosial kita. Ukuran lingkaran sosial kita tidak berubah begitu pula frekuensi maupun intensitas baik luring maupun daring tidak banyak berubah. Namun komunikasi secara daring atau online dinilai kurang kaya apabila dibandingkan dengan interaksi yang dilakukan dengan bertatap muka. Dimana interaksi secara langsung kita dapat merasakan emosi lawan bicara, seluruh indera akan digunakan dalam proses interaksinya sehingga respon tubuh menjadi lebih kompleks dibandingkan dengan interaksi melalui jaringan baik panggilan suara, panggilan video, pesan teks, surel maupun media sosial.
Ilustrasi percakapan dan interaksi sosial via daring. Gambar oleh Andrea Piacquadio dari Pexels
FAN untuk Lampu Edison
ADVERTISEMENT
Sumber: 1, 2 dan 3.