Awal mula minuman softdrink

Lampu Edison
Edison 9955 kali gagal menemukan lampu pijar yang menyala. Jika ia berhenti di percobaan ke 9956, mungkin sekarang kita tidak akan punya lampu.
Konten dari Pengguna
16 April 2019 23:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Lampu Edison tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber gambar : Pixabay
Di Negara bagian Barat, minuman dengan istilah softdrink tidak hanya digunakan untuk mereferensi minuman yang bersoda namun digunakan juga untuk rujukan minuman beralkohol yang memiliki kandungan alkohol kurang dari 0.5%, selain dari itu, Anda mendapat hard drinks yang terdiri dari beer, wine, dan lain-lain. Namun, soft drink merupakan fokus dari pokok bahasan ini sekarang, maka mari berbicara tentang soft drinks.
ADVERTISEMENT
Tahukah Anda bahwa coca-cola memiliki warna asli hijau? Karena jawabannya adalah tidak. Banyak orang yang memikirkan bahwa coca-cola memiliki warna asli hijau, namun hal demikian disebabkan karena coca-cola dulu di kemaskan kedalam botol berwarna hijau. Resep asli coca-cola ketika pertama kali dikeluarkan selalu melibatkan pewarna makanan karamel, alasan utama mengapa mereka melibatkan perwarna makanan karamel dikarenakan pada 1886 ketika coca-cola pertama ditemukan, pewarna tersebut digunakan untuk menyembunyikan kotoran. Walaupun kedengarannya menggelikan, kita harus mengingat bahwa pada masa tersebut, FDA (Food and Drugs Administration) belum ditemukan dan masyarakat Amerika setempat pada masa tersebut merupakan "pro-cocaine".
Mari kita ke toko penjualan toko soft drink tua pada tahun 1850, yang pada masanya adalah farmasi. Pepsi, 1893, yang lebih dikenal dengan nama aslinya "Brad's Drink", dipasarkan sebagai obat untuk bantuan pencernaan. 7up, 1929, minuman ini mengandung lithium citrate, yang merupakan obat untuk penambah suasana hati, pada masanya minuman ini sangatlah populer diakibatkan minuman ini dikeluarkan bersamaan dengan masa "the great depression" (depresi berat) dan "stock market crash" (hancurnya pasar saham) pada tahun 1929. Pada saat itu, 7up juga dikenal sebagai minuman pelangsing yang merupakan kesalah pahaman yang sangat besar dikarenakan lithium citrate dan minuman berkarbonasi dikenal sebagai produk untuk menambah berat badan.
ADVERTISEMENT
Kita tentunya tidak bisa melupakan coca-cola, 1886. Coca-cola pertama dikeluarkan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa candu terhadap morfin. Coca-cola mendapat popularitasnya dikarenakan didalam coca-cola terdapat ekstrak daun koka yang didalam ekstrak daun koka sendiri terdapat sedikit kandungan kokain, ironisnya, coca-cola diciptakan untuk menghilangkan candu morfin dengan menggunakan sumber candu yang lebih buruk. root beer, 1876, ini salah satu dari sekian banyak soda mengandung banyak alkohol, meskipun pria yang awalnya memasarkan root beer adalah orang yang sama sekali tidak minum minuman keras. Dia bersumpah untuk tidak minum. Sekarang, dia melakukan ini sehingga dia bisa menyebutnya bir sehingga akan menarik bagi penambang batu bara lokal, tetapi apakah berarti pria tersebut memasarkan minumannya tanpa mencobanya terlebih dahulu? (tentu saja tidak)
ADVERTISEMENT
Sekarang berkat keberadaan FDA, soft drink sekarang sedikit lebih baik untuk dikonsumsi. Namun walau demikian, soft drink memiliki banyak kalori perkaleng. Bila Anda meminum sekitar 4 kaleng per hari, dalam satu bulan Anda menkonsumsi sekitar 12000 kalori per bulan hanya disebabkan oleh soft drink. Tetapi ketika Anda beralih ke soft drink yang mengandung 0 kalori (versi diet) maka apakah permsalahan akan selesai? Tidak juga, dikarenakan didalam soda 0 kalori, gula digantikan dengan aspartame (pemanis buatan) yang ketika terlalu banyak dikonsumsi juga dapat menyebabkan banyak penyakit, seperti kanker, kejang, sakit kepala, depresi, ADHD, naiknya berat badan, dan cacat lahir hanya untuk menamai beberapa.
Kecanduan minuman bersoda sendiri bisa menjadi masalah. Sebuah penelitian di Amerika Serikat mengenai bahaya akibat rutin minum minuman bersoda terhadap 3.256 relawan menyebutkan, 30 persen dari mereka yang mengonsumsi minuman bersoda minimal dua kali sehari mengalami kerusakan dan penurunan fungsi ginjal. Jika Anda termasuk di antara mereka yang merasa harus minum minuman bersoda setiap hari atau setidaknya setiap minggu, lebih baik segera hentikan kebiasaan itu demi kesehatan. Berikut beberapa tips yang dapat membantu menghilangkan candu minuman bersoda (soft drink) :
ADVERTISEMENT
1. Minum air
Ambil segelas air kapanpun keinginan minum minuman bersoda datang. Selain membantu Anda merasa kenyang, air juga sehat dan tidak menimbulkan perasaan bersalah sesudah meminumnya.
2. Minta dukungan
Soft drink kerap dikonsumsi di saat-saat tertentu, misalnya ketika kumpul dengan teman-teman atau ketika menonton film di bioskop. Mintalah kepada teman-teman sepergaulan Anda untuk bersama-sama menghindari minuman bersoda. Jika tak ada satu pun di antara kalian yang minum, godaan dalam diri Anda juga akan berkurang.
3. Cari minuman berkafein sebagai penggantinya
Misalnya, teh hijau. Teh hijau juga mengandung kafein seperti kebanyakan minuman bersoda tapi jauh lebih sehat. Beberapa studi menunjukkan, teh hijau bisa melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari, menstabilkan kadar gula darah dan membantu mencegah beberapa jenis kanker.
ADVERTISEMENT