Kenali 5 Tahapan Burnout yang Harus Kamu Waspadai

18 November 2021 21:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi burnout. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi burnout. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, apakah kamu pernah mengalami burn out karena pekerjaan atau tugas rumah? Jika iya, penting untuk kamu mengetahui gejala dan tahapan burnout.
ADVERTISEMENT
Burnout adalah kondisi stres dan kelelahan jangka panjang yang mempengaruhi pekerjaan dan kehidupan lainnya. Selama pandemi, banyak orang mulai merasakan burnout. Dikutip dari laman This Calmer, sebuah penelitian pada tahun 2020 mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan gejala burnout sebesar 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Burnout dapat dialami siapa saja. Namun, studi dari Winona State University menemukan pekerja profesional cenderung mengalami burnout saat usia 32 tahun. Untuk menghindarinya, penting bagi kita untuk mengetahui tahap-tahap burnout, gejala, dan efek yang ditimbulkan. Berdasarkan studi dari Winona State University, berikut 5 tahapan burnout yang perlu diwaspadai.

1. Honeymoon Phase

Pada masa ini kita masih semangat dalam bekerja. Saat kita baru mendapatkan sebuah pekerjaan, kita pasti berekspektasi untuk kepuasan kerja yang tinggi, komitmen, energi, dan kreativitas. Hal ini terutama berlaku untuk seorang yang menekuni pekerjaan baru, atau masa awal dari membangun usaha.
ADVERTISEMENT
Pada fase pertama burnout ini, kita mungkin mulai mengalami tekanan yang diprediksi dari inisiatif yang dilakukan. Jadi penting untuk menerapkan strategi mengatasi kelelahan atau stres pada masa ini. Teorinya adalah jika kita membuat strategi untuk mengatasi stres dan kelelahan yang baik pada tahap ini, kita dapat melanjutkan ke fase honeymoon yang lainnya.
Ilustrasi burnout. Foto: Shutterstock

2. Onset of stress

Pada tahap ini kita mulai sadar bahwa masalah datang silih berganti dan di luar kemampuan kita. Kita mulai merasakan optimisme kita memudar seiring dengan banyaknya masalah. Hal ini berkaitan dengan gejala stres umum yang mempengaruhi kita secara fisik, mental, atau emosional. Pada tahap onset stress gejalanya berupa, kecemasan, takut untuk mengambil keputusan, sering sakit kepala dan tidak bisa tidur.
ADVERTISEMENT

3. Chronic stress

Tahap ketiga dari burnout adalah stres kronis. Pada tahapan ini kita mulai mengalami perubahan nyata yang dipengaruhi oleh tingkat stres, mulai dari menurunnya motivasi, hingga mengalami stres yang sangat sering. Kita mungkin juga mengalami gejala yang lebih intens daripada gejala tahap dua.
Ilustrasi stres. Foto: Shutterstock

4. Burnout

Memasuki tahap empat, kita memasuki tahap burnout itu sendiri, di mana gejala kelelahan semakin kritis. Keadaan menjadi semakin sulit untuk diatasi. Masing-masing orang memiliki kapasitas yang berbeda dalam mengelola stres dan kelelahan. Oleh sebab itu, pada tahap ini penting untuk mencari penyebab dan solusi menangani stres.

5. Habitual burnout

Tahap terakhir dari burnout adalah burnout yang menjadi kebiasaan. Ini berarti bahwa gejala kelelahan begitu melekat dalam kehidupan kita sehingga kita cenderung mengalami masalah mental, fisik, atau emosional yang signifikan, dibandingkan dengan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Gejala habitual burnout meliputi kelelahan mental, kelelahan fisik kronis hingga depresi. Pada tahap ini, jika kita tidak bisa mengatasi burnout sendiri, ada baiknya untuk meminta pertolongan dan pendampingan medis. Untuk melakukan pencegahan penting untuk membangun suasana kerja yang kondusif, dengan memperhatikan jam kerja serta kebutuhan mental para pekerja.
Penulis : Adonia Bernike Anaya