Badgaldidi, Netizen yang Viral Review Makeup saat Demo Mahasiswa

1 Oktober 2019 9:03 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Makeup. Foto: Dragon Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Makeup. Foto: Dragon Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Minggu lalu, ribuan mahasiswa di Indonesia melakukan aksi penolakan terkait revisi RUU KUHP dan UU KPK yang dianggap kontroversial. Demo mahasiswa ini tak hanya terjadi di depan sekitar gedung DPR di Jakarta, tetapi juga terjadi di kota-kota besar lain seperti Yogyakarta, Malang, Makassar dan Bandung.
ADVERTISEMENT
Para mahasiswa tidak hanya langsung turun ke jalanan, tetapi mereka juga memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan suaranya.
Dari sekian banyak konten yang ada di media sosial, ada salah satu cuitan yang berbeda dan mencuri perhatian pengguna media sosial. Di tengah berbagai info seputar situasi demo mahasiswa, akun Twitter @badgaldidi justru memberikan review tentang makeup yang ia gunakan saat sedang ikut demo di Malang.
“Maybelline superstar foundation sebagus itu gengs. Demo dari pagi sampe sore, base makeup masih flawless, full coverage dan ga berat. Minyakan dikit sih tapi wajar karena panas. Very recommended buat demo,” begitu tulis akun @badgaldidi di Twitter pada Selasa (24/9).
Tak hanya membicarakan soal foundation, pemilik akun dengan nama asli Diaz Berliana (21) ini juga memberikan review tentang beberapa produk makeup lainnya yang ia pakai di hari itu. Mulai dari eyeliner, pomade alis, lipstik, blush on, maskara, hingga highlighter.
ADVERTISEMENT
Thread Twitter yang ia buat itu kemudian menarik perhatian netizen dan banyak mendapatkan komentar positif. Hingga saat ini, cuitan tersebut telah di-retweet oleh sekitar 29 ribuan orang dan disukai 36 ribuan orang. Tak sedikit pula yang mendukung agar @badgaldidi menjadi beauty influencer atau brand ambassador dari produk yang ia review.
Mahasiswi yang akrab disapa Didi ini juga mendapat respon baik dari beberapa brand kecantikan. Ia mengaku ada beberapa pihak brand yang menghubunginya dan memberikan apresiasi khusus.
Cerita Twit yang Viral
Meski review makeup-nya menjadi viral, Didi mengaku tidak pernah berniat untuk membuat konten beauty usai melakukan demo. Saat dihubungi kumparanWOMAN lewat sambungan telepon, Didi juga mengatakan bahwa thread-nya itu dibuat atas masukan dari netizen.
ADVERTISEMENT
“Tweet pertama saya itu awalnya hanya soal foundation Maybelline Superstay dan saya tidak berniat membuat thread. Hanya ingin nulis satu itu saja, tapi ternyata orang-orang responnya bagus dan mereka meminta agar saya membuat thread tentang makeup yang dipakai saat itu,” ungkapnya kepada kumparanWOMAN.
Ia bercerita bahwa dari awal ikut demo dirinya benar-benar tidak berpikiran akan menulis review soal makeup yang dipakai dan memanfaatkan momen untuk mencari perhatian dari orang-orang. Cuitan itu merupakan ekspresi bahagiaan karena riasannya masih bagus meski sudah dipakai panas-panasan dan berkeringat seharian.
“Jadi ketika sudah sampai rumah menjelang magrib dan mau mandi, saya lihat makeup yang saya pakai masih stay, tidak hilang padahal sudah dipakai panas-panasan dan berkeringat juga. Maka dari itu saya bikin twit dan ternyata responnya bagus,” katanya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya memberitahukan sisi positif, Didi juga menulis review jujur soal produk makeup yang memang dinilai tidak tahan lama. "Tadi eyeliner pake Maybelline hypersharp warna ungu. Huft ini eyeliner tidak demo friendly. Demo nya belom selesai dah smudge dan luntur karena panas-panasan :(." Demikian Didi menulis di Twitternya.
Didi juga tak segan menyelipkan selentingan sarkastik soal makeup yang dikaitkan dengan anggota DPR, "Highlighter pakai Anastasia Beverly Hills yang sundipped gengs. Bagus nya pas 1-3 jam pertama. Selanjutnya dah kaya kilang minyak Wkwkwkwk. Ini cocoknya dipake kalo duduk di kursi dpr dengan ruangan ber AC sih bukan di jalanan kalo lagi demo wkwlwlwllwlwk." Cuitan-cuitan seperti itulah yang membuat review makeup Didi menarik perhatian netizen lain.
ADVERTISEMENT
Penyuka kosmetik
Sama seperti perempuan kebanyakan, mahasiswi tingkat akhir Hubungan Internasional Universitas Brawijaya ini juga ternyata seorang beauty enthusiast yang senang berbagi soal makeup dan skin care di media sosial. Didi juga cukup aktif membalas cuitan yang membahas soal makeup di Twitter.
“Bisa dibilang saya memang beauty enthusiast karena suka hal-hal yang berkaitan dengan makeup dan skin care. Saya sebenarnya lumayan sering review, tapi tidak serius. Hanya sekadar memberi tahu bahwa produk makeup atau skin care yang saya pakai itu memang bagus. Karena itu teman-teman jadi lumayan sering tanya makeup apa yang bagus untuk dipakai wisuda atau sehari-hari,” ceritanya.
Semua produk makeup yang ia rekomendasikan saat demo juga merupakan rangkaian beauty routine yang biasa ia lakukan setiap hari jika sedang ingin berdandan.
ADVERTISEMENT
Sebagai perempuan yang suka dengan dunia kecantikan, Didi merasa tak ada salahnya jika ia membagikan pengalaman soal makeup di media sosial. Tujuannya adalah untuk memberikan informasi soal produk makeup apa saja yang memang bagus di pasaran.
“Saya pribadi memang senang sharing pengalaman soal makeup. Saya selalu memberikan review yang jujur berdasarkan pengalaman sendiri. Karena kalau melihat review di internet, kadang tidak sesuai dengan kenyataan dan ini sering saya alami. Oleh karena itu saya selalu memberikan review yang jujur berdasarkan pengalaman sendiri.”
Dibully Netizen
Sebagai seorang mahasiswi tingkat akhir, Didi termasuk perempuan muda yang cukup kritis. Sebelum membuat cuitan review makeup yang viral, ia juga sempat mengunggah postingan soal petisi yang menyatakan agar Presiden Joko Widodo tidak menyetujui RUU KUHP.
ADVERTISEMENT
Saat demo mahasiswa di Malang, ia pribadi ingin menyuarakan ketidaksetujuannya dengan salah satu pasal di RUU KUHP yang menyangkut soal aborsi. “Saya pribadi saat demo ingin menyampaikan ketidaksetujuan soal salah satu pasal soal aborsi. Memang dari teman-teman di media sosial juga sudah banyak yang menjelaskan bahwa pasal tersebut sudah sesuai, karena kejelasan dari pasal tersebut sudah ada di UU Kesehatan. Tapi sepertinya menurut saya masih ada hal-hal yang tidak sesuai dan perlu diubah terkait pasal tersebut,” jelasnya.
Namun seperti yang sudah banyak kita ketahui, media sosial dapat memberikan dampak positif sekaligus negatif pada kehidupan seseorang. Jadi ibarat dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan, walaupun banyak mendapat komentar dan dukungan positif, viralnya cuitan akun @badgaldidi juga diwarnai oleh komentar negatif dari netizen.
ADVERTISEMENT
Didi mengaku belakangan ini banyak mendapat bullying di media sosial, terutama Instagram. Beberapa ada yang mempertanyakan apakah dirinya mau mengikuti demo atau fashion show, yang kemudian dijawab santai oleh Didi dengan mengatakan ‘Iya saya memang model.’
Awalnya ia tidak mempedulikan beragam komentar negatif netizen, namun semakin hari komentar mereka semakin membuatnya merasa down. Saking parahnya, Didi akhirnya memutuskan untuk tidak aktif sementara di Instagram.
“Saya memang tidak ambil pusing soal omongan orang di internet, tapi suatu ketika ada yang DM dengan perkataan amat pedas dan membuat saya sampai tidak bisa tidur memikirkan itu. Saya sempat mempertanyakan self-worth diri sendiri, apakah memang saya seburuk itu di mata orang-orang,” ceritanya.
Hal lain yang membuatnya merasa tertekan adalah ada beberapa komentar yang menganggap seseorang yang review atau memakai makeup seperti dirinya hanya peduli dengan konten dan tidak bersungguh-sungguh mengikuti demo.
ADVERTISEMENT
“Mereka seperti punya pemikiran bahwa dengan saya pakai makeup, itu berarti saya otaknya kosong dan tidak tahu apa yang saya lakukan saat demo. Mereka berpikir saya ikut demo hanya untuk membuat konten dan kemungkinan saya tidak tahu isi demonya apa,” tambahnya.
Meski mendapat banyak bullying dan diremehkan, Didi mengaku tidak menyesali sama sekali apa yang ia lakukan. Ada banyak hal yang bisa ia pelajari dari pengalamannya tersebut. Ia jadi semakin menyadari bahwa dalam hidup akan ada orang yang suka dan tidak suka dengan segala hal yang kita lakukan sebagai individu dan ia harus bisa menerima pendapat orang lain.
“Saya jadi harus berhati-hati kalau bikin konten, serta lebih peka dan sensitif dengan keadaan di sekitar kita. Memang kita memiliki kebebasan untuk bicara atau komentar apapun, tapi tetap harus lebih peka. Karena kita tidak pernah tahu apakah komentar atau konten kita itu menyinggung orang lain. Pada dasarnya kita tidak tahu apa yang sedang dialami orang lain, kita juga tidak tahu respon orang soal komentar kita itu seperti apa. Bisa saja bikin orang down, tidak percaya diri, maka dari itu kita harus benar-benar hati-hati dengan apa yang kita katakan kepada orang lain,” tutupnya.
ADVERTISEMENT