Silogui, Panah Beracun yang Jadi Senjata Utama Laki-laki Mentawai

9 Mei 2019 11:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Panah Mentawai. Foto: Sabrina Putri Muviola/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Panah Mentawai. Foto: Sabrina Putri Muviola/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi para lelaki di Mentawai, terutama yang telah beranjak dewasa, Silogui atau anak panah menjadi barang akrab yang biasa mereka bawa ke mana pun. Sebab, Silogui merupakan senjata utama untuk berburu bagi Suku Mentawai.
ADVERTISEMENT
Dilasir situs resmi Kementerian Pariwisata, Silogui wajib dimiliki laki-laki Mentawai yang sudah dewasa dan menyandang tugas sebagai seorang 'Sikerei' atau dukun adat. Selain itu, Silogui juga wajib dibawa ketika masyarakat Mentawai sedang mengadakan tradisi berburu pada setiap punen atau pesta adat. Hal ini karena anak panah tersebut sangat beracun dan dapat langsung mematikan target buruannya.
Ketika berburu, Silougi disesuaikan dengan binatang yang akan diburu. Misalnya untuk berburu monyet digunakan 'Sikaligejat' yang dibuat dari batang ribung, dan sudah diolesi dengan racun panah Mentawai. Batang anak panah terbuat dari osi, sejenis manau hutan.
Sedangkan untuk mata anak panahnya, ada yang terbuat dari batang enau atau ribung yang disebut 'Soirat'. Biasanya mata anak panah juga digunakan untuk berburu babi hutan dan rusa.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, untuk tempat penyimpanan anak panahnya dinamakan 'Bukbuk'. Bukbuk terbuat dari bambu dan dilapisi pelepah sagu agar tidak mudah pecah.
Untuk tali penyandang 'Bukbuk' dibuat dari sabut kelapa yang dianyam dan disebut Robai. Sedangkan busur panah atau 'Rou-Rou' terbuat dari batang enau atau ribung.
Agar setiap binatang buruan yang diburu langsung mati, maka tiap anak panah diolesi dengan racun yang dibuat dari bahan tumbuhan yang ada di dalam hutan. Uniknya, di pembuat racun dan pemburu harus berpuasa sebelum melakukan perburuan.
Hal ini pun tidak boleh dilanggar, karena dikhawatirkan akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan selama berburu. Saat anak panah ini tertancap pada buruan, maka mata anak panah akan patah di dalam tubuh hewan, serta racunnya akan beraksi. Umumnya, racun itu terbuat dari ramuan cabe rawit dan tuba, serta tumbuhan lain yang hidup di Hutan Mentawai, yang menjadi rahasia masing-masing suku.
ADVERTISEMENT
Biasanya bagi masyarakat Mentawai tengkorak hasil buruannya akan dipasang atau digantung pada abak manang, yaitu tempat menggantung dan memajang tengkorak binatang hasil buruannya. Alasannya karena semakin banyak tengkorak yang dipajang, maka makin memberikan kebanggaan pada suku tersebut.
Bagaimana menurutmu?