Masyarakat Baduy Ingin Kata Wisata Diganti dengan Saba Budaya Baduy

12 Juli 2020 14:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga menyeberangi jembatan di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Warga menyeberangi jembatan di Kampung Baduy Luar, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lembaga Adat Baduy menyelenggarakan musyawarah besar yang dihadiri pada olot pada Jumat (10/7). Musyawarah tersebut diadakan untuk membahas surat terbuka yang dikirimkan masyarakat Baduy untuk Presiden Joko Widodo pada Senin (6/7).
ADVERTISEMENT
Dalam musyawarah menghasilkan beberapa poin yang telah disepakati bersama dengan Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten. Salah satunya adalah mengganti istilah Wisata menjadi Saba.
Kepala Desa Kanekes, Jaro Saija, mengatakan bahwa penggantian nama itu karena konotasi wisata dianggap kurang tepat untuk melukiskan kawasan Baduy yang masih sangat kental dengan adat istiadat.
"Konotasi wisata menurut kami adalah tontonan, hiburan, dan juga pengembangan. Sedangkan adat budaya Baduy adalah tuntutan saling menghargai dan menjaga satu sama lain, baik itu dengan Pencipta, manusia, dan alam semesta," ujar Jaro Saija, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan, Minggu (12/7).
Pengunjung berfoto di tugu selamat datang di Baduy, Lebak, Banten. Foto: Helmi Afandi/kumparan
Oleh karena itu, masyarakat Baduy menilai bahwa Saba menjadi kata yang tepat karena memiliki arti silaturahmi, saling menjaga, dan menghargai adat istiadat.
ADVERTISEMENT
"Jadi yang sekarang beredar yaitu wisata Baduy/destinasi wisata Baduy harus diganti dengan Saba Budaya Baduy," tutur Jaro Saija.
Masyarakat Baduy ingin nama Saba Budaya Baduy kini diletakkan di sign board papan petunjuk arah jalan, billboard, reklame, maupun nomenklatur yang ada di kementerian/departemen/lembaga/dinas/instansi, dan kantor-kantor stake holders lainnya. Saba Budaya Baduy juga diusulkan untuk digunakan di media massa, cetak, elektronik, dan media sosial.
Cap jempol surat terbuka utnuk Jokowi oleh tokoh Adat Baduy Foto: Istimewa
Sementara itu, poin lainnya yang juga dihasilkan dari musyawarah ini adalah bantahan tentang claim Heru Nugroho yang mendapatkan mandat dari masyarakat Baduy melalui lembaga adat untuk memberikan surat terbuka kepada Presiden Joko Widodo. Surat terbuka itu berisi tentang permintaan masyarakat Baduy agar kawasan mereka dihapus dari destinasi wisata dan dihilangkan dari Google.
ADVERTISEMENT
Kemudian, poin selanjutnya adalah memastikan bahwa saat ini wisatawan masih boleh berkunjung ke kawasan Baduy.
"Kunjungan bagi warga luar Baduy masih diperbolehkan, tidak ditutup karena prinsip kami (warga Baduy) menutup kunjungan berarti memutus tali silaturahmi," pungkas Jaro Saija.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)