Labuan Bajo Ditetapkan Jadi Pilot Project untuk Pulihkan Pariwisata NTT

29 Mei 2020 18:09 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perjalanan menuju Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur.  Foto: Ema Fitriyani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Perjalanan menuju Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Foto: Ema Fitriyani/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa provinsi di Indonesia tengah bersiap membuka kembali pintu bagi wisatawan, setelah ditutup akibat pandemi virus corona. Saat itulah sektor pariwisata Indonesia akan memasuki apa yang disebut dengan new normal atau kenormalan baru setelah adanya pandemi.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan menerapkan program CHS (Cleanliness, Health, and Safety) di setiap destinasi maupun lokasi yang terkait pariwisata, serta ekonomi kreatif. Hal ini dilakukan sebagai strategi mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pasca-pandemi COVID-19.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, menetapkan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagai pilot project dalam pemulihan sektor pariwisata NTT. Hal tersebut ia sampaikan usai rapat kabinet terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo melalui video conference, Kamis (28/5),.
Wishnutama menikmati keindahan Pulau Padar yang menawan Foto: Dok. Kemenparekraf
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima kumparan, pemilihan Labuan Bajo juga bukan tanpa alasan. Hal itu lantaran Labuan Bajo merupakan destinasi pariwisata super prioritas, super premium, serta gerbang wisata bahari dunia. Rencananya, aktivitas pariwisata Labuan Bajo kembali beroperasi pada 15 Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), Shana Fatina, mengatakan bahwa tatanan new normal dalam sektor pariwisata juga akan berjalan beriringan dengan program CHS (Clean, Health, and Safe) yang dicanangkan Kemenparekraf.
"Harapannya, new normal ini dapat berjalan efektif pada pertengahan Agustus mendatang usai masa uji coba selama dua bulan. Program ini juga beriringan dengan program CHS dari Kemenparekraf sebagai upaya untuk mewujudkan new normal," kata Shana.
Pulau Padar, Labuan Bajo, NTT. Foto: Andari Novianti/kumparan
Selama masa tanggap darurat COVID-19, BOPLBF mengatakan bahwa pihaknya terus melakukan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan para stakeholder pariwisata untuk mempersiapkan antisipasi sektor pariwisata NTT, khususnya Labuan Bajo.
Hal itu dilakukan agar sektor pariwisata NTT dapat kembali beraktivitas seperti biasa pasca-pandemi dengan menerapkan standar new normal. Untuk mewujudkan tatanan normal baru melalui penerapan protokol kesehatan pariwisata, Shana mengatakan bahwa BOPLBF saat ini sedang mengembangkan sistem registrasi online bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Labuan Bajo.
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo tengah menuju kapal Foto: Dok. Kemenparekraf
Tidak hanya itu, saat ini BOPLBF juga sedang merancang pembangunan sistem digital pariwisata terpadu yang terintegrasi dalam satu big data. Uji coba tersebut rencananya akan dilakukan pada 9 Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
"Kami sedang usahakan sebagai langkah awal mempercepat berjalannya sistem registrasi online untuk mempermudah akses para pengunjung ke destinasi wisata, khususnya yang ada di Labuan Bajo. Sistem digital ini salah satu cara yang kami lakukan agar bisa mengatur jumlah pengunjung dan menata pola perjalanan wisatawan untuk menghindari kerumunan," pungkas Shana.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)