Kurangi Limbah Makanan, Japan Airlines Minta Penumpang Puasa Tengah Malam

15 Desember 2020 8:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pesawat Japan Airlines. Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat Japan Airlines. Foto: Reuters/Kim Kyung-Hoon
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maskapai penerbangan asal Jepang, Japan Airlines (JAL) meminta penumpang untuk membuat "pilihan etis" atau ethical choice dengan tidak menerima hidangan makan malam di penerbangan mereka. Seorang perwakilan maskapai mengatakan langkah tersebut bertujuan untuk mengurangi limbah makanan, bukan dalam rangka mengurangi biaya.
ADVERTISEMENT
Mengutip CNN, Perwakilan JAL menjelaskan bahwa opsi "pilihan etis" saat ini hanya tersedia pada penerbangan malam di Asia, karena banyak penumpang memilih tidur sepanjang penerbangan daripada bangun untuk makan.
Lantaran penumpang lebih memilih tidur saat makanan disajikan atau lebih suka menyantap makanan yang mereka bawa dari rumah, membuat banyak makanan di pesawat terbuang percuma.
penumpang pesawat bawa makanan menyengat Foto: Shutter Stock
Program tersebut terinspirasi dari Sustainable Development Goals atau SDGs PBB, salah satunya adalah mengurangi limbah makanan di seluruh dunia. Di Jepang, perusahaan menjadi kompetitif dalam pendekatan mereka untuk memenuhi SDGs ini.
Pendekatan ini pertama kali diterapkan sebagai uji coba pada penerbangan antara Bangkok dan Bandara Haneda Tokyo pada bulan November.
Penerbangan berdurasi lima setengah jam ini biasanya dioperasikan saat tengah malam, meninggalkan Bangkok pada 10:40 dan tiba pada 5:40 pagi di hari berikutnya. Karena pandemi, orang yang terbang relatif sedikit, memberi maskapai kesempatan untuk memulai pendekatan baru ini.
ADVERTISEMENT
Para penumpang dapat memilih untuk membatalkan layanan makanan mereka sebelumnya, dengan membuka situs JAL atau menghubungi maskapai setelah mereka mengkonfirmasi reservasi penerbangan, mirip dengan cara meminta makanan vegetarian atau halal.
Makanan di Pesawat Foto: Shutter Stock
Sementara banyak maskapai penerbangan menawarkan kesempatan untuk mengatakan "tidak, terima kasih" untuk layanan makanan selama penerbangan, pendekatan JAL berarti tidak ada makanan tambahan yang disiapkan dan kemudian dibuang.
Selain opsi melewatkan makan, JAL mendaur ulang seragam teknisi perawatan menjadi serat kapas penyekat suara, dan meminta pramugari menggunakan iPad dalam penerbangan untuk mengurangi menu kertas.
Dan, ini bukan satu-satunya inisiatif baru JAL di tahun 2020. Pada bulan September, maskapai penerbangan ini tak lagi mengucapkan "ladies and gentlemen" dan beralih ke sapaan yang lebih inklusif dan netral gender seperti "perhatian semua penumpang".
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).