Kemenpar Aktifkan Tim Crisis Center Pantau Gempa di Kabupaten Donggala

29 September 2018 14:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gempa Donggala, Sulteng (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa Donggala, Sulteng (Foto: Putri Sarah Arifira/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gempa sebesar 7,4 magnitudo baru saja mengguncang Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9). Dalam data sementara yang dirilis BNPB, sebanyak 384 jiwa dilaporkan menjadi korban meninggal dunia akibat gempa ini.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Kabupaten Donggala dan Palu juga lumpuh akibat gempa yang disertai tsunami setinggi 1,5 meter tersebut. Bangunan roboh, beragam tempat wisata di Palu pun tak luput dari terjangan tsunami dan gempa.
Melihat hal ini, Kementerian Pariwisata langsung membentuk Tim Crisis Center (TCC) guna memantau perkembangan terkini bencana gempa bumi yang terjadi di Kabupaten Donggala itu. Sasaran dari Tim Crisis Center untuk memantau akses, amenitas, dan atraksi yang terkait langsung dengan wisatawan di Donggala dan sekitarnya.
"Pertama, saya turut prihatin dan berduka yang mendalam atas musibah bencana alam, gempa bumi di Donggala, Sulawesi Tengah. TCC terus melakukan pemantauan dan pelaporan, memberikan layanan informasi termasuk holding statement ke beberapa negara melalui Visit Indonesia Tourism Officer (VITO). Dan menghentikan seluruh aktivitas promosi di lokasi terdampak, memantau kondisi wisatawan dan ekosistem pariwisata (3A) di lokasi terdampak," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparanTRAVEL.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ketua Tim Crisis Center Kemenpar, Guntur Sakti, menuturkan bahwa pihaknya masih mempedomani laporan dan informasi dari BMKG dan BNPB, baik pusat maupun daerah. Serta menggunakan seluruh kanal media dan instrumen media monitoring.
"Fokus TCC Kemenpar memang tidak jauh-jauh dari customers utamanya, wisatawan, baik mancanegara maupun Nusantara. Karena itu, yang dicek pertama ketika terjadi bencana adalah fasilitas publik pendukung pergerakan wisman, yakni akses," tutur Guntur.
Lebih lanjut, Guntur mengatakan bahwa di fase tanggap darurat sendiri Tim TCC Kemenpar memfokuskan terhadap layanan informasi kepada semua pihak. Kemenpar juga menghentikan segala bentuk promosi di destinasi terdampak, serta koordinasi dengan Dinas Pariwisata Daerah untuk pelayanan wisatawan dan memantau 3A terdampak.
"Tim Crisis Center juga berkoordinasi dengan jajaran Asisten Deputi di Kemenpar yang membawahi Regional Sulteng, baik destinasi maupun pemasaran," tutup Guntur.
ADVERTISEMENT