Awak Kabin EVA Air Diduga Alami ‘Pelecehan’ dari Penumpangnya

24 Januari 2019 7:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maskapai Asal Taiwan, EVA Air (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai Asal Taiwan, EVA Air (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sabtu, 19 Januari kemarin mungkin menjadi hari yang tak pernah dilupakan oleh awak kabin EVA Air rute Los Angeles, Amerika Serikat - Taoyuan, Taipei. Pasalnya, mereka harus berhadapan dan bersabar dengan satu penumpangnya yang punya banyak permintaan.
ADVERTISEMENT
Dalam press conference dan didampingi perwakilan dari Taoyuan Flight Attendants Union, salah seorang awak kabin tersebut menceritakan jika dirinya memiliki penumpang Kaukasia. Penumpang yang tidak disebutkan namanya itu punya berat sekitar 200 kilogram, dan masuk ke pesawat menggunakan kursi roda.
Awalnya, sang penumpang meminta izin untuk ditempatkan di tiga baris kursi ekonomi. Karena saat itu kondisi pesawat sedang sepi, awak kabin pun memperbolehkannya.
Tak berhenti sampai di situ saja, setelah dua jam pesawat mengudara, sang penumpang meminta untuk dibantu menuju kamar mandi dengan alasan karena ia baru saja menjalani operasi. Karena tak muat masuk di kamar mandi ekonomi, ia kembali minta dikawal menuju kamar mandi bisnis.
Belum lama di kamar mandi, si penumpang menekan tombol darurat dan meminta bantuan pramugari untuk membatu melepaskan pakaian dalam yang ia gunakan.
ADVERTISEMENT
Mendengar permintaan ini, awak kabin yang sebagian besar perempuan sangat enggan melakukan hal itu. Namun, sang penumpang bersikeras bahkan mengancam akan buang air kecil di lantai.
"Saya katakan padanya jika kami tidak bisa membantunya, tetapi dia mulai berteriak. Dia menyuruhku masuk ke sana dengan segera dan mengancam akan buang air di lantai,” ucap wakil kepala layanan kabin, seperti dikutip dari Dailymail.
Dengan berat hati, awak kabin pun menurutinya. Dengan menggunakan sarung tangan, pramugari pun membuka pakaian penumpangnya.
Di saat yang sama, tiga pramugari lainnya ikut membantu menggunakan selimut untuk menutup alat kelamin penumpangnya. Siapa sangka, pria tersebut justru menghalau tangan pramugari yang memegang selimut, dan akhirnya selimut tersebut terjatuh. Tak puas akan hal itu, penumpang itu juga tak ingin pintu kamar mandi tertutup, dengan alasan tidak bisa bernapas.
ADVERTISEMENT
Setelah buan air, sang pria kembali berulah. Dirinya kembali meminta pramugari untuk menyeka bokongnya dan tentu permintaan ini kembali ditolak. Dan lagi-lagi pria tersebut kembali mengancam akan tinggal di kamar mandi selama penerbangan berlangsung.
Karena tindakan tersebut jelas akan sangat menganggu kenyamanan penumpang lain, awak kabin pun terpaksa menurutinya. Kepala layanan kabin akhirnya melakukan apa yang diminta lelaki itu dengan menggunakan sarung tangan lapis tiga.
Saat sedang dibersihkan bokongnya, sang penumpang mulai membuat suara erangan dan berkata “Lebih dalam….lebih dalam”. Penumpang mengklaim jika pramugari tidak menjalankan ‘tugasnya’ dengan baik dan meminta untuk melakukannya lagi.
Setelah tiga kali, si penumpang berkata, "Kamu bisa menarik celanaku kembali sekarang”
Pasca kejadian ini, pramugari tersebut menulis sebuah postingan di Instagram jika ia mengunci dirinya di kamar mandi, menangis bahkan muntah. Ia mengalami trauma fisik dan mental setelah apa yang terjadi pada dirinya.
ADVERTISEMENT
Dirinya juga meminta EVA Air untuk melindungi karyawannya lebih baik, memperkerjakan pramugara pria dan mencegah penumpang serupa untuk naik pesawat tanpa pengawasan.
Sementara itu, EVA Air mengatakan bahwa stafnya tidak wajib menerima permintaan dari penumpang sekalipun yang berkebutuhan khusus. Namun, Taoyuan Flight Attendants Union yang mewakili awak kabin dan rekannya memberi dua solusi; melarang penumpang seperti dia naik ke pesawat atau mempekerjakan staf kabin pria.
Taoyuan Flight Attendants Union menambahkan jika insiden itu jelas merupakan pelecehan seksual dan meminta EVA menuntut penumpang yang membuat masalah. Pihaknya juga mendesak EVA untuk menetapkan prosedur operasi standar, termasuk memastikan bahwa penumpang yang punya kebutuhan memiliki pendamping, serta awak kabin punya hak untuk tidak melakukan sesuatu yang membuat mereka tidak nyaman atau masuk akal.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari focustaiwan.tw, terungkap pula jika penumpang tersebut pernah buang air besar di pakaian dalamnya. Hal ini terjadi pada penerbangan di Mei 2018.