Selain Ukraina, Malware BadRabbit Serang 4 Negara Eropa Lain

25 Oktober 2017 6:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Ransomware (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Ransomware (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Serangan siber yang menarget Bandara Internasional Odessa dan sistem kereta di Ukraina malam (24/10) lalu, kini menyebar ke beberapa negara di Eropa. Sampai pukul 3.30 WIB (25/10) ini, setidaknya empat negara Eropa lain juga terserang malware yang sama.
ADVERTISEMENT
Malware yang dimaksud adalah “BadRabbit”, yang merupakan serangan malware terbesar sejak kemunculan “NotPetya” Juli lalu. Sama dengan malware “BadRabbit”, “NotPetya” juga menyerang Ukraina dan Rusia terlebih dahulu sebelum menyebar ke berbagai belahan dunia.
Ahli keamanan siber dari Amerika Serikat dan Rusia mengatakan bahwa virus komputer tersebut juga telah menyerang Turki, Bulgaria, serta Jerman. Dalam beberapa jam ke depan, kemungkinan malware yang sama akan menyebar ke beberapa negara lain dalam skala yang lebih kecil.
Bandara Odessa, pada laman Facebook-nya, mengatakan bahwa “sistem informasi” mereka sempat berhenti bekerja gara-gara malware ini. “Pelayanan di bandara kini bekerja dengan basis sistem yang diperkuat keamanannya,” jelas Bandara Odessa dalam keterangan yang sama.
ADVERTISEMENT
Saat virus menyerang, keterangan asal dan tujuan keberangkatan pada panel jadwal penerbangan di Bandara Odessa terus-menerus menunjuk pada Laut Hitam.
Berbeda dengan malware yang menyerang sistem transportasi di Ukraina, di Rusia malware “BadRabbit” menyerang beberapa kantor berita nasional. Salah satunya adalah Interfax, yang merupakan salah satu kantor berita terbesar di Rusia. Dilihat dari situs media tersebut, tak ada kegiatan setelah pukul 2.13 siang waktu setempat. Setelah itu, situs kantor berita tersebut tak ada kegiatan.
Selain Interfax, malware yang sama juga menyerang situs berita Fontanka yang berbasis di Saint Petersburg, dan sebuah media lokal lain. Ketiganya masih dalam status offline karena serangan siber ini.
Ilustrasi serangan siber  (Foto: DAMIEN MEYER / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi serangan siber (Foto: DAMIEN MEYER / AFP)
Yevgeny Gukov, seorang ahli keamanan siber dari perusahaan keamanan teknologi Group-IB, mengatakan bahwa malware ini menggunakan skema enkripsi yang mencegah para analis mengurai kode mereka.
ADVERTISEMENT
Sementara Lab Kaspersky mengatakan bahwa “...ransomware ini menginfeksi perangkat yang tersambung dengan media-media Rusia yang telah diretas sebelumnya.”
“Berdasarkan penyelidikan kami, serangan ini menarget jaringan-jaringan korporat, menggunakan metode yang sama dengan serangan NotPetya beberapa waktu lalu,” jelas Kaspersky Lab dalam keterangannya, seperti dikutip dari AFP, Rabu (25/10).