Mark Zuckerberg Ngamuk Dokumen Borok Bisnis Facebook Terungkap

26 Oktober 2021 16:39 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Facebook Mark Zuckerberg menyampaikan pidatonya selama pameran dagang VivaTech di Paris. Foto: Reuters/Gerard Julien
zoom-in-whitePerbesar
CEO Facebook Mark Zuckerberg menyampaikan pidatonya selama pameran dagang VivaTech di Paris. Foto: Reuters/Gerard Julien
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Founder sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg akhirnya buka suara terkait pemberitaan media soal dokumen internal perusahaannya. Ia menyebut bahwa media telah secara terkoordinasi “melukiskan gambaran palsu” tentang Facebook.
ADVERTISEMENT
Pada Senin (25/10), 17 media AS serempak melaporkan pemberitaan negatif soal praktik bisnis media sosial Facebook. Salah satu pemberitaan yang menjadi sorotan adalah ternyata Facebook sengaja memelihara berita hoaks dan ujaran kebencian di platform mereka karena takut dengan tekanan faksi sayap kanan di AS.
Laporan-laporan media AS ini didasari dari puluhan ribu halaman dokumen internal Facebook. Dokumen ini sebelumnya diberikan penasihat hukum Frances Haugen, mantan manajer di Facebook yang kini menjadi 'whistleblower' alias pengungkap skandal perusahaan untuk mengungkap praktik sesat Facebook menjalankan bisnis mereka, kepada Komisi Sekuritas dan Bursa di AS dan Kongres AS.
Selain praktik pembiaran konten hoaks, dokumen-dokumen internal ini — yang disebut Facebook Papers — juga memberikan pandangan terdalam pada banyak masalah terbesar Facebook. Beberapa di antaranya termasuk penggunaan platform Facebook untuk perdagangan manusia dan penelitian tentang bahaya Instagram bagi kesehatan jiwa kaum muda.
ADVERTISEMENT
Boleh dibilang, pengungkapan dokumen internal ini merupakan krisis terbesar Facebook selama 17 tahun berdiri. Dan tampaknya Mark Zuckerberg muak dengan hal itu.
"Kenyataannya adalah bahwa kami memiliki budaya terbuka yang mendorong diskusi dan penelitian tentang pekerjaan kami sehingga kami dapat membuat kemajuan dalam banyak masalah kompleks yang tidak spesifik hanya untuk kami,” kata Zuckerberg dalam rapat pendapatan kuartal 3 2021 Facebook pada Senin (25/10).
Di sisi lain, dokumen internal Facebook merupakan kabar besar mengingat bagaimana para petinggi Facebook mengkerdilkan masalah yang ada di platformnya.
Mantan karyawan dan pelapor Facebook Frances Haugen tiba untuk bersaksi selama sidang Komite Senat untuk Perdagangan, Sains, dan Transportasi di Capitol Hill, di Washington, AS. Foto: Jabin Botsford/Pool/REUTERS
Dalam dokumen internal terkait riset bahaya Instagram bagi kesehatan jiwa anak muda yang pertama kali diungkap The Wall Street Journal, misalnya, Facebook secara konsisten meremehkan efek negatif aplikasi itu bagi remaja. Perusahaan pun tidak mempublikasikan penelitiannya untuk akademisi atau anggota parlemen AS.
ADVERTISEMENT
“Penelitian yang kami lihat adalah bahwa menggunakan aplikasi sosial untuk terhubung dengan orang lain dapat memiliki manfaat kesehatan mental yang positif,” kata CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dalam sebuah sidang kongres pada Maret 2021, ketika ditanya tentang anak-anak dan kesehatan mental.
Padahal, tim riset Facebook justru menemukan hal yang sebaliknya. Salah satu laporan internal menemukan bahwa 13 persen remaja di Inggris dan 6 persen pengguna di AS sempat muncul keinginan bunuh diri gara-gara Instagram.
Riset Facebook pun menemukan lebih dari 40 persen pengguna remaja Instagram di AS dan Inggris melaporkan merasa "tidak menarik". Selain itu, sekitar seperempat pengguna remaja melaporkan mereka merasa "tidak cukup baik". Pengguna remaja menyebut perasaan-perasaan ini dimulai di Instagram.
Ilustrasi Instagram. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Respons defensif yang ditunjukkan Mark Zuckerberg sebenarnya tidak mengherankan jika menelisik bagaimana tim komunikasi perusahaan mendiskreditkan media yang melaporkan dokumen internal mereka ke publik.
ADVERTISEMENT
Pada 18 Oktober 2021 lalu, akun Twitter resmi milik Facebook sempat mencerca lebih dari 30 jurnalis yang menyetujui embargo laporan dokumen internal ini untuk dipublikasi serentak.
“Saat ini lebih dari 30 jurnalis sedang menyelesaikan serangkaian artikel terkoordinasi berdasarkan ribuan halaman dokumen yang bocor. Kami mendengar bahwa untuk mendapatkan dokumen, outlet harus menyetujui kondisi dan jadwal yang ditetapkan oleh tim PR yang mengerjakan dokumen yang bocor sebelumnya,” kicau Facebook.
Embargo sendiri merupakan praktik jurnalistik standar untuk mempublikasikan berita sesuai jadwal yang sudah ditentukan. Menurut penjelasan Politico, salah satu media yang mendapatkan dokumen internal Facebook, embargo ini disetujui oleh 17 media AS guna “memastikan waktu yang cukup bagi wartawan untuk meninjau ribuan dokumen.”
ADVERTISEMENT
Facebook kini sedang dalam tahap audiensi dengan AS dan anggota parlemen Inggris. Pada hari Jumat (22/10), mantan karyawan Facebook lainnya secara anonim mengajukan keluhan terhadap perusahaan tersebut ke Komisi Sekuritas dan Bursa di AS, dengan isu yang mirip seperti yang diungkap Haugen.
Terlepas dari semua berita buruk yang muncul berkat Facebook Papers, Facebook mengingatkan kepada investor pada hari Senin (25/10) bahwa mereka terus menjadi mesin penghasil uang.
Facebook melaporkan pendapatan 29 miliar dolar AS pada kuartal 3 tahun 2021, naik 35 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan juga membukukan laba hampir 9,2 miliar dolar AS, naik 17 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah orang yang menggunakan keluarga aplikasi Facebook tumbuh 12 persen dari tahun ke tahun, menjadi hampir 3,6 miliar selama kuartal tersebut.
ADVERTISEMENT
***
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com. Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.