Ketika Hacker Serang Balik Hacker yang Menyerangnya dengan Ransomware

19 Oktober 2019 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Virus Ransomware. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Virus Ransomware. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika seseorang atau sebuah lembaga diserang hacker dan jadi tak berdaya sama sekali, mungkin sudah cerita lama. Tapi, bagaimana jadinya seorang peretas menyerang hacker lainnya dan meminta uang tebusan untuk keselamatan datanya?
ADVERTISEMENT
Bukan berarti hacker tidak bisa salah sasaran. Hal itu terjadi pada seorang hacker bernama Tobias Fromel. Seseorang telah mengirim program jahat ransomware bernama Muhstik yang berhasil mengenkripsi data-data di komputer Fromel.
Si peretas meminta uang tebusan kepada Fromel untuk menyelamatkan data-data yang telah disandera tersebut. Alhasil, Fromel memilih untuk membayar uang tebusan tersebut dalam bentuk bitcoin yang nilainya diperkirakan mencapai 700 dolar AS.
Tak selesai sampai di situ, Fromel yang juga memiliki pengalaman dalam peretasan, melancarkan serangan balik kepada hacker yang menyerangnya. Tahu aksi retas adalah tindakan ilegal, ia pun melakukan peretasan tidak untuk tindakan kriminal atau permintaan uang tebusan kembali kepada si hacker.
Ilustrasi Virus Ransomware. Foto: Pixabay
Ia meretas komputer si hacker untuk mengambil alih dan mengontrol server milik si hacker. Kemudian ia mencuri 3.000 kunci dekripsi ransomware Muhstik tersebut dan menyebarnya secara gratisan ke Pastebin.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, jika ada seseorang yang diretas oleh seorang hacker menggunakan ransomware Muhstik dan tidak mau membayar tebusan, si korban bisa melakukan serangan balik kepada si hacker dengan menggunakan kunci dekripsi yang telah disebarkan oleh Fromel.
Serangan ransomware semakin marak terjadi. Puluhan hingga ratusan klinik dan rumah sakit pernah jadi korbannya, menyebabkan pihak penyedia layanan tidak bisa beroperasi dan melayani pasien.
Perusahaan bernama Emisoft juga telah meluncurkan alat dekriptor untuk membantu korban ransomware mendapatkan kembali data-datanya.