Bitcoin Meroket, Harganya Diprediksi Tembus Rp 5,8 Miliar di Akhir 2021

14 April 2021 20:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bitcoin. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bitcoin. Foto: REUTERS/Dado Ruvic
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harga Bitcoin mencetak rekor tertinggi pada Selasa (13/4) dengan pencapaian Rp 938 juta per koin. Padahal awal mulanya, Bitcoin muncul memiliki harga kurang dari 1 dolar AS per koinnya di tahun 2010. Jika saat ini dirupiahkan hanya sekitar Rp 14.000.
ADVERTISEMENT
Pencapaian rekor mata uang kripto tersebut tampaknya tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Bloomberg dalam laporan bulanan bertajuk "Crypto Outlook" yang diterbitkan 6 April 2021, mencatat bahwa Bitcoin akan mencapai harga 400.000 dolar AS atau sekitar Rp 5,8 miliar per koin pada akhir tahun 2021.
Dikutip Nasdaq, Bloomberg tidak sembarang dalam menganalisa peningkatan harga Bitcoin tersebut, ada beberapa poin data yang digunakan. Pertama-tama, para analis melalui serangkaian perhitungan pada sejarah Bitcoin, melacak keseluruhan kecenderungan nilainya untuk meningkat, di samping faktor-faktor lain seperti likuiditas, volatilitas, jumlah pengurangan subsidi penambangan Bitcoin dan banyak lagi.
Ilustrasi Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Meskipun, Bloomberg memiliki analisis data yang cukup canggih untuk mendukung prediksinya, ada sejumlah faktor yang lebih luas yang dapat menyebabkan lonjakan harga Bitcoin pada tahun 2021. Faktor tersebut adalah pandemi COVID-19 yang telah berdampak cukup banyak pada berbagai aset keuangan yang lebih tradisional.
ADVERTISEMENT
Pertumbuhan Bitcoin yang berkelanjutan, meskipun ekonomi sedang goyah telah membuatnya investor institusional yang lebih besar berbalik arah. Mereka memilih mengamankan uang di Bitcoin karena mencari aset berimbal hasil tinggi di tengah suku bunga rendah.
Perusahaan besar seperti BNY Mellon, Mastercard Inc dan Tesla Inc termasuk di antara yang telah menerima atau berinvestasi dalam uang kripto. Alhasil Bitcoin memperoleh nilai dan kepercayaan yang lebih tinggi.
Bitcoin Foto: REUTERS/Dado Ruvic
Analis Bloomberg juga mengeklaim bahwa saat ini proporsi para pemegang Bitcoin untuk menjual jauh lebih rendah dari biasanya. Mereka lebih banyak untuk menahan diri menjual dan terus menyimpan, sehingga harganya melambung.
Kesuksesan Bitcoin yang tak terkendali menggantikan emas sebagai aset keuangan lebih cepat daripada yang diantisipasi. Emas dan surat berharga telah tertinggal, bahkan lesu sebelum pandemi COVID-19. Sebagai catatan kedua aset ini sebelumnya menunjukkan penguatan, tapi Bitcoin tumbuh subur karena ketidakstabilan mata uang konvensional.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat, semua prediksi ini hanyalah spekulasi. Namun demikian, harga Bitcoin saat ini sedang menikmati periode kesuksesan yang panjang dan mampu melewati beberapa penurunan.
Bitcoin Foto: Flickr

Kondisi Bitcoin di Indonesia

CEO Indodax, Oscar Darmawan menjelaskan transaksi Bitcoin di Indonesia sendiri sebenarnya tergolong kecil, yaitu hanya 1 persen dari transaksi volume global. Menurutnya, kenaikan volumenya tidak terlalu signifikan dibandingkan tahun 2017 lalu.
Tetapi sisi positif saat ini di Indonesia, Bitcoin sudah ditetapkan sebagai komoditas dan dilindungi kepemilikannya oleh hukum. Hal-hal mengenai Bitcoin dan aset kripto sudah diatur oleh Kementerian Perdagangan dan Badan Pengawas Perdagangan Bursa Berjangka dan Komoditi (BAPPEBTI).
"Indonesia sendiri saat ini berusaha menjadi salah satu tempat transaksi Bitcoin yang dikenal di masyarakat global dan diharapkan ikut meningkatkan devisa ke Indonesia. Indonesia sedang berusaha mengejar ketinggalan dan sejajar dengan negara-negara maju lainnya di bidang kripto maupun blockchain," jelas Oscar dalam keterangan resminya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Indonesia tidak akan menggunakan cryptocurrency sebagai alat pembayaran. Ditambah lagi dengan adanya pernyataan bahwa pemerintah akan membuat uang digital atau melakukan digitalisasi Rupiah.