Pengalaman dan Mental Bawa Ahsan/Hendra Raih Gelar All England Kedua

11 Maret 2019 11:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjuarai All England 2019. Foto: Dok. PBSI
zoom-in-whitePerbesar
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjuarai All England 2019. Foto: Dok. PBSI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di usianya yang tak muda lagi, duo Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan masih mampu melahirkan gelar All England 2019 usai mengalahkan pasangan muda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dengan skor 11-21, 21-14, dan 21-12 di final Minggu (10/3/2019) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Melihat skor gim pertama laga di Arena Birmingham itu, Ahsan/Hendra memang tertinggal cukup jauh. Sejak kedudukan 6-6, duo berjuluk 'The Daddies' ini tak pernah lagi menyamakan skor. Namun, sejak unggul 5-0 di menit awal gim kedua, semua berubah.
Ya, Ahsan/Hendra dengan sejuta pengalaman dan ketenangannya menambah jarak poinnya sedikit demi sedikit atas rival peringkat 18 dunia itu. Di gim ketiga saat unggul tipis 9-8 pun, Ahsan/Hendra bisa tetap menekan setelah interval.
Usai pertandingan, pelatih kepala ganda putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, mengatakan kunci kemenangan Ahsan/Hendra di final All England 2019 adalah ketenangan. Sang pelatih pun mengatakan penampilan mereka luar biasa.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berfoto dengan pelatih Herry IP menjuarai All England 2019. Foto: Karina Nur Shabrina/kumparan
"Kuncinya, sabar. Pemain Malaysia cocok main cepat, jadi tempo kami pelankan. Tempo dimainkan, [permainan] depan [net] juga Ahsan/Hendra di set ketiga menjadi kunci, terutama Hendra, depannya berani, main netnya bagus," kata Herry IP.
ADVERTISEMENT
"Jujur, saya sudah berharap main [bagus] di set kedua. Terlalu jauh set pertama sulit balikkan poin. Saya bilang, kita coba di set kedua. Malaysia sempat nyusul dan agak drop, tapi mental juara ada di Ahsan/Hendra sehingga bisa juara," imbuhnya.
Untuk perbaiki penampilan di gim kedua, Herry IP memberikan masukan kepada Ahsan/Hendra untuk tidak terburu-buru juga menjaga area belakang.
"Set pertama sudah tertinggal jauh, sudah sulit. Tapi kami coba di set kedua dengan cara main yang beda dengan set pertama. Kuncinya sabar, jangan terlalu buru-buru mau membunuh," ujar pelatih berjuluk 'Naga Api' tersebut.
"Pemain Malaysia juga set ketiga sudah goyang, kedua masih [melawan], malah Ahsan/Hendra yang goyang. Saya bilang: terus, masih bisa. Bola pemain Malaysia itu panjang-panjang, jadi harus jaga (belakang) juga."
ADVERTISEMENT
Dengan gelar tersebut, Ahsan/Hendra tak hanya mengantarkan satu gelar bagi Indonesia di All England 2019, tapi juga membawa gelar kedua bagi mereka di turnamen tertua nan bergengsi itu setelah juara pada 2014.
Kurun lima tahun itu, dua gelar untuk Indonesia dipersembahkan oleh Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo pada 2017 dan 2018. Marcus/Kevin gagal mencetak hat-trick usai kalah dari Liu Cheng/Zhang Nan (China) di babak pertama.
Hilangnya duo berjuluk 'Minions' itu diganti dengan adanya sosok Ahsan/Hendra, juga Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang dikalahkan Aaron/Soh di semifinal.
Meski belum tercipta All-Indonesian Final di edisi kali ini, Herry IP tetap bangga bisa kembali membawa ganda putra Indonesia menjaga muruah Merah Putih tiga tahun beruntun di All England. "All-Indonesian Final tidak bisa, jadi juara saja bersyukur," ujar Herry IP menutup.
ADVERTISEMENT