Naomi Osaka Tantang Petra Kvitova di Final Australia Terbuka

24 Januari 2019 14:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Reaksi kemenangan Naomi Osaka di semifinal Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
zoom-in-whitePerbesar
Reaksi kemenangan Naomi Osaka di semifinal Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Kim Kyung-Hoon)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Naomi Osaka membuktikan bahwa ia tak pantas buat disebut one hit wonder di jagat tenis papan atas. Usai mengangkat trofi Grand Slam pertamanya di AS Terbuka 2018, Osaka kembali menjejak ke final kompetisi tenis paling prestisius ini.
ADVERTISEMENT
Bedanya, sekarang ia sampai di final Australia Terbuka 2019. Kepastian ini didapat usai mengalahkan Karolina Pliskova di partai semifinal. Di Rod Laver Arena Melbourne Park pada Kamis (24/1/2019) Osaka menancapkan kemenangan 6-2, 4-6, 6-4.
Osaka hanya membutuhkan waktu 32 menit untuk memastikan laga set pertama menjadi miliknya. Di hadapan 19 winner dan enam ace Osaka di set pertama, Pliskova memang tidak bisa berbuat banyak. Setelah meraih keunggulan 1-0, Pliskova mesti merelakan Osaka memimpin balik 3-1 di pengujung gim keempat.
Harapan Pliskova untuk mengejar sebenarnya muncul di gim kelima. Kemenangannya di gim ini adalah kemenangan bersih karena tak satu poin pun ia serahkan kepada Osaka. Kalau ditanya apa yang menjadi penyebabnya, dua unforced error dan dua forced error Osaka menjadi jawaban.
ADVERTISEMENT
Karolina Pliskova dan Naomi Osaka jelang laga semifinal Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Karolina Pliskova dan Naomi Osaka jelang laga semifinal Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
Sial bagi Pliskova karena itu menjadi kemenangan terakhirnya di set pertama. Dua ace beruntun yang dilepaskan oleh Osaka dalam kedudukan 40-30 di gim kedelapan memastikan ia melangkah ke set kedua dengan modal kemenangan telak.
Kalah telak 2-6 di set pertama, Pliskova mencoba bangkit di set kedua walaupun sebenarnya ia memang masih kalah agresif dibandingkan dengan Osaka. Permainannya yang lebih bertahan ini sebenarnya cukup mengherankan. Pasalnya, Pliskova lebih dikenal sebagai petenis agresif yang acap menghajar lawannya dengan groundstroke-groundstroke mematikan. Namun menghadapi Osaka yang gigih menekan, Pliskova tidak punya pilihan selain bertahan.
Hanya, situasi berubah di set kedua. Dengan ketenangan yang tak luntur, Pliskova sanggup mengejar, mengubah ketertinggalan 0-1 menjadi 1-1, hingga memimpin balik 4-3. Osaka yang acap tampil dengan mengandalkan kecepatan itu juga tak gampang menyerah. Menghadapi agresivitas Pliskova yang mulai menanjak, Osaka tak menurunkan tempo permainannya. Saat memimpin 40-30 di gim ketujuh, Osaka menunjukkan bahwa area baseline memang menjadi wilayah kekuasaannya.
ADVERTISEMENT
Pliskova yang mencoba mematikan langkah Osaka dengan serangan yang menyebar ke seluruh bidang permainan menerima efek bumerang. Bukannya kewalahan, Osaka malah merebut kendali serangan. Saat reli sampai di tiga pukulan, ialah yang mengatur arah serangan. Tak cukup siap dengan model serangan macam ini, Pliskova keteteran. Akibatnya, lesakan yang sebenarnya menjangkau area dekat posisinya tak dapat digapai Pliskova. Untuk sementara kedudukan jadi sama kuat 40-40.
Karolina Pliskova di semifinal Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
zoom-in-whitePerbesar
Karolina Pliskova di semifinal Australia Terbuka 2019. (Foto: REUTERS/Edgar Su)
Dalam kedudukan 40-40 di gim kedua set ketiga, Pliskova mempertontonkan seperti apa kekuatan groundstrokenya. Melakoni laga reli, Pliskova dan Osaka terlibat dalam duel di area baseline masing-masing. Khusus di situasi ini, Pliskova-lah yang memegang kendali serangan.
Ia memaksa Osaka untuk sibuk berlari dari ujung kanan ke kiri lapangan. Osaka yang terkenal gigih itu juga tak menyerahkan poin dengan mudah. Bahkan dalam situasi seperti ini pun, ia masih berhasil menahan bola dengan pukulan backhand yang membuatnya sampai harus memutar badan.
ADVERTISEMENT
Skenario ini berhasil untuk Pliskova. Osaka terlihat seperti salah perhitungan karena mengira pukulannya tak dapat dijangkau oleh Pliskova. Sialnya, lawannya itu justru mengembalikan bola dengan groundstroke yang menyasar kanan lapangan. Osaka yang terlanjur ngepos di area kiri memang masih berusaha mengejar.
Namun, usahanya itu gagal dan membuat poin melayang ke tangan Pliskova. Osaka sebenarnya berhasil menjaga jarak 4-2 di set ketiga. Namun, kemenangan kembali menjadi bagian Pliskova di gim ketujuh karena Osaka berkali-kali kehilangan poin akibat kesalahannya sendiri. Laga gim delapan menjadi salah satu yang tersengit di set ketiga.
Tertinggal 15-40, Pliskova mengejar dan menyamakan kedudukan menjadi 40-40. Namun di situasi krusial macam ini Osaka diuntungkan dengan permainan Pliskova yang mulai tak stabil. Justru di periode kritis ini, Pliskova sering kehilangan kendali permainan sehingga Osaka mampu memimpin dan menggiring lawannya itu pada permainannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Gim 10 menjadi periode penentuan bagi kedua pemain. Jika Osaka menang, ia dapat langsung menutup laga. Jika Pliskova menang, maka bukannya tidak mungkin laga berjalan ke tiebreak (jika sampai kedudukan 6-6). Setelah saling mencuri poin akibat kesalahan masing-masing, Osaka membukukan winner yang membawanya memimpin tipis 40-30.
Situasi epik muncul lagi setelah fragmen tadi yang berarti Osaka ada di match point. Tak yakin apakah servisnya dinyatakan masuk atau keluar, Osaka meminta challenge sambil terkekeh ringan. Walau demikian, ia tidak menyembunyikan raut wajah harap-harap cemas yang semakin kentara lewat gesturenya yang seperti sedang memohon sesuatu.
Begitu umpire memastikan bahwa servis itu masuk sehingga berbuah ace, Osaka melompat dengan kepolosan yang tertangkap jelas. Sebuah fragmen yang pada akhirnya bercerita bahwa segenting apa pun laga ini, Osaka belum kehilangan kesenangannya akan tenis.
ADVERTISEMENT
Berkat kemenangan ini, Osaka menjejak ke final Grand Slam keduanya, ia tiba di laga puncak Australia Terbuka pertamanya. Di partai pamungkas yang dihelat pada Sabtu (26/1/2019), ia akan bertatap muka dengan Petra Kvitova yang sukses mengalahkan Danielle Collins di semifinal.