Berbeda dengan F1, Mari Mengenal Formula E Lebih Jauh

14 Juli 2019 20:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pertemuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat melihat Formula E. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pertemuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat melihat Formula E. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Anies Baswedan memberikan kabar bahagia buat Indonesia. Usai melakukan negosiasi dengan Federasi Otomotif Internasional (FIA) di New York, Amerika Serikat, sebuah keputusan pun lahir dengan ditunjuknya Jakarta sebagai salah satu tuan rumah untuk perhelatan ajang balap Formula E 2020.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan kesepakatan ini diputuskan pada Minggu (14/7/2019), setelah melakukan pertemuan intens dengan pihak Formula E selama tiga bulan terakhir.
Kendati Formula E tidak setenar Formula 1, hadirnya ajang balap berkelas internasional di Jakarta menjadi sebuah angin segar buat Indonesia. Terlebih, beberapa bulan yang lalu, Indonesia juga resmi ditunjuk menjadi tuan rumah MotoGP 2021.
Lantas, seperti apa dan bagaimana ajang Formula E ini dilangsungkan? kumparanSPORT akan membahasnya lebih mendalam untuk Anda.
Komponen Mobil
Sumber tenaga mobil yang digunakan pada gelaran Formula E adalah perbedaan paling mencolok dibanding ajang balap Formula lainnya. Berbeda dengan F1, Formula E menggunakan mesin bertenaga listrik.
Tenaga mobil berasal dari baterai lithium-ion berdaya 28kWh yang menyuplai motor listrik berkekuatan 200-250 kW atau sama dengan 268 dk. Tenaganya itu dikawinkan pada berbagai tipe transmisi sesuai keinginan konstruktor dan pebalap.
ADVERTISEMENT
Formula E jadi unjuk gigi dan tes teknologi mobil listrik. Foto: www.fiaformulae.com
Dari segi dapur pacu, Formula E memang tidak 'sebuas' Formula 1. Berdasarkan data teknis, Formula E melesat dari 0 sampai 100 km/jam dengan membutuhkan waktu 3 detik. Meski begitu, kecepatan puncaknya bisa mencapai 174 mph atau 280 km/jam.
Namun, karena tidak ada proses pembakaran internal, Formula E jauh lebih senyap dengan tingkat kebisingan 80 desibel (dB) dibandingkan mobil F1 yang bisa mencapai tingkat kebisingan 100 dB.
Selanjutnya adalah penggunaan ban. Mobil-mobil di Formula E memaki velg berukuran 18 inci yang diselimuti ban dengan alur yang bisa digunakan untuk kondisi basah maupun kering. Sementara Formula 1 menggunakan velg berukuran 13 inci dengan ban yang jenisnya mesti disesuaikan tergantung kondisi permukaan lintasan balap.
ADVERTISEMENT
Ketika seorang pebalap tengah melakukan pergantian mobil. Foto: InsideEV
Regulasi Balapan
FIA mengeluarkan peraturan berbeda buat Formula E. Jika Formula 1 umumnya dihelat hingga 19 seri balapan, Formula E hanya diselenggarakan 10-12 balapan per musimnya. Kemudian, sesi balapan Formula E bisa dilangsungkan dalam satu hari penuh, artinya mulai dari latihan, kualifikasi hingga balapan dihelat di hari yang sama.
Berbeda dengan Formula 1 yang umumnya berlangsung tiga hari di mana sesi latihan bebas berlangsung ada Jumat, lalu babak kualifikasi di Sabtu, dan balapan utamanya pada Minggu.
Suasana balapan Formula E seri Meksiko pada tahun 2016 Foto: Formula E
Formula E juga punya regulasi khusus menyoal kecepatan. Pada sesi pengenalan trek, tenaga mobil dibatasi hanya 110 kW, begitu masuk sesi latihan dan kualifikasi tenaga ditingkatkan menjadi 200 kW, sementara saat balapan kembali dibatasi hanya sampai 180 kW.
ADVERTISEMENT
Sementara tak ada aturan pasti menyoal jumlah lap baik di Formula E atau F1. Hanya, dilansir SGCarmart, satu balapan Formula 1 memiliki jarak rata-rata 300 km, sedangkan Formula E sekitar 90-150 km.
Yang kembali membedakan adalah regulasi menyoal jumlah pit stop. Selama balapan Formula E, pebalap hanya boleh memasuki area pit satu kali untuk mengganti mobil saat baterai mobil sudah habis. Jadi, selama balapan berlangsung, mekanik dilarang mengisi ulang daya baterai, mengganti ban atau komponen lain saat kondisinya rusak.
Formula E punya regulasi yang berbeda dengan balap formula, khususnya soal aturan di pit stop. Foto: Formula E
Perolehan Poin
Formula E mengadopsi sistem perolehan poin seperti F1 yakni 25 poin untuk finis pertama, 18 untuk posisi kedua, dan 15 angka untuk peringkat ketiga. Namun, ada tambahan 3 poin bagi pebalap yang mampu mengamankan pole position dan 1 poin tambahan bagi yang mencatatkan fastest lap.
ADVERTISEMENT
Ada pula yang namanya FanBoost
Formula E bikin para penggemarnya bisa merasa lebih dekat dengan pebalap favoritnya. Lima pebalap teratas usai voting dari FanBoost akan mendapatkan tambahan waktu 5 detik dibanding pebalap lain. Voting dibuka selama enam hari dan ditutup 15 menit sebelum balapan dimulai.
Balap Formula E seri Meksiko tahun 2016 Foto: Formula E
Menggunakan Sirkuit Jalan Raya
Berbeda dengan F1 yang lebih banyak diselenggarakan di sirkuit permanen, balapan Formula E dilangsungkan di sirkuit jalan raya dan umumnya berada di pusat kota. Lintasan pun dibuat khusus hanya untuk satu hari di akhir pekan ketika balapan berlangsung.
Sejak pertama kali digelar pada 2014 silam, beberapa negara tercatat pernah menjadi tuan rumah Formula E di antaranya Hong Kong Central Habourfront Circuit (Hong Kong), Sirkuit Jalan Raya Paris (Prancis), Sirkuit Jalan Raya Berlin (Jerman), Sirkuit Jalan Raya Brooklyn (Amerika Serikat), Sirkuit Jalan Raya Montreal (Kanada), dan Sirkuit jalanan Putrajaya (Malaysia).
ADVERTISEMENT