Testis Tikus Bisa Hasilkan Sperma Setelah Beku 23 Tahun, Bagaimana Manusia?

17 Mei 2022 7:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi tikus Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi tikus Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah studi oleh sekelompok ilmuwan berhasil melakukan uji coba dengan memberikan donor sel dari testis tikus dewasa yang telah dibekukan selama 23 tahun, dan diimplantasi atau ditanamkan pada tikus lain yang telah dalam kondisi steril atau mandul.
ADVERTISEMENT
Sel jenis ini diambil dengan cara biopsi, pengambilan jaringan testis, yang kemudian dibekukan menggunakan teknik kriopreservasi dalam cairan nitrogen yang sangat dingin.

Penggunaan sel punca testis tikus

Ilmuwan secara spesifik menjelaskan jika mereka menggunakan sel punca spermatogonial (SSC) yang ada pada testis tikus dewasa. Perlu diketahui, sel punca (stem cell) adalah sebutan bagi sel yang belum memiliki fungsi spesifik. Pemanfaatan sel punca pun akhir-akhir itu menjadi pilihan pengobatan medis untuk beberapa penyakit degeneratif.
Ilustrasi sel punca testis tikus. Foto: Whelan A via PLOS Biology
Penggunaan SSC pada studi itu, termasuk ke dalam sel punca multipoten – mampu memperbanyak, memperbaiki diri dan membentuk beragam jenis sel. Beberapa literatur juga menyebutkan SSC merupakan sel punca unik karena dapat diambil dari individu dewasa.
Dalam bahasan studi ini, ilmuwan tidak hanya menggunakan SSC yang dibekukan 23 tahun lalu. Namun mereka juga menggunakan SSC yang masih segar sebagai pembanding.
ADVERTISEMENT
Didapatkan hasil, tikus yang mendapatkan donor sel SSC 23 tahun lalu, mampu memproduksi sel sperma sebanyak sepertiga dari jumlah sel sperma yang dihasilkan oleh donor SSC segar.

Kemungkinan terapi kesuburan anak dengan kanker

Dari hasil studi itu, ilmuwan meyakini jika SSC yang dibekukan bisa diterapkan pada manusia. Dikutip dari laman New Scientist, seorang ilmuwan yang ikut dalam studi tersebut, Eoin Whelan, menjelaskan temuannya memberi harapan bagi anak dengan kanker yang menjalani pengobatan kemoterapi.
Ilustrasi kemoterapi sebabkan rambut rontok hingga kebotakan. Foto: totalhairlosssolutions
Secara rinci, anak penderita kanker yang telah memasuki masa pubertas dapat melakukan jenis terapi serupa. Kriteria lain, anak tersebut juga belum melakukan prosedur kemoterapi.
Whelan mengungkapkan, prosedur kemoterapi menurunkan tingkat kesuburan pada seorang anak laki-laki. Sehingga teknologi SSC yang dibekukan dapat diambil saat anak baru didiagnosis dan digunakan saat anak tersebut telah dewasa.
Ilustrasi air mani dan sperma. Foto: Shutterstock
Meski jumlah sperma yang dihasilkan tidak banyak melalui prosedur ini, dalam jumlah kecil pun seorang penderita kanker yang telah menyimpan SSC beku, mampu memiliki anak lewat prosedur tambahan bayi tabung.
ADVERTISEMENT
“Anda benar-benar hanya membutuhkan satu sperma yang layak untuk berhasil,” ucap Whelan.