Riset: Orang Psikopat Sebenarnya Punya Empati

16 Desember 2019 10:44 WIB
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi psikopat. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi psikopat. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Manusia adalah makhluk sosial yang punya rasa empati, atau kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain. Ada kepercayaan bahwa orang yang punya nilai tinggi dalam tes psikopat, narsisme, dan Machiavellianisme (kepribadian gelap/Dark Triad) dianggap sebagai orang-orang yang memiliki rasa empati rendah atau bahkan tidak memiliki empati.
ADVERTISEMENT
Dalam penelitian baru yang dilakukan oleh ilmuwan dari Departemen Studi Sosial dan Perilaku di University West, Swedia, anggapan tersebut terbantahkan. Para peneliti mengatakan bahwa orang dengan kepribadian seperti itu sebenarnya memiliki empati kepada orang lain, tetapi mereka memilih untuk mengabaikan perasaan itu. Salah satunya mereka yang psikopat juga.
Dipaparkan dalam Personality and Individual Differences, para peneliti meminta 278 peserta yang tersebar di seluruh dunia untuk menyelesaikan survei online untuk mengukur tingkat kepribadian gelap dan kemampuan kognitif mereka. Rasa empati mereka dinilai dengan dua cara.
Pertama, para peserta diminta untuk menyelesaikan soal Interpersonal Reactivity Index (IRI), guna mengukur rasa empati. Dalam tes ini, peserta diberikan pertanyaan semacam “Sebelum mengkritik seseorang, saya mencoba membayangkan bagaimana perasaan saya jika berada di posisi mereka”, dan peserta diminta untuk menilai sejauh mana mereka “setuju” akan suatu kasus yang diberikan.
Ilustrasi otak manusia. Foto: pixabay/TheDigitalArtist
Bagian kedua, para peserta diberikan tes Multifaceted Empathy Test (MET). Dalam tes ini, peserta diperlihatkan 20 gambar emosi positif dan 20 gambar negatif. Mereka harus memilih mana yang mereka anggap positif dan negatif. Ini diberikan untuk mengukur apakah mereka bisa mengenali perasaan orang lain atau tidak.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, tim menemukan bahwa orang-orang yang mendapat nilai tinggi untuk kepribadian gelap, termasuk psikopat, nyatanya mampu mengenali emosi orang lain berdasarkan MET. Namun, mereka tampaknya memilih mengabaikannya daripada mempertimbangkan perasaan tersebut.
“Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki empati dalam hal kemampuan dan disposisi dengan kepribadian gelap,” tulis peneliti dalam pernyataannya.
“Pertanyaan penelitian adalah apakah orang-orang yang memiliki skor tinggi pada kepribadian gelap sebagian besar tidak memiliki kemampuan untuk berempati (dengan membaca emosi objektif di wajah), atau sebagian besar tidak memiliki diposisi (sifat) untuk berempati.”
Meski begitu, seperti studi-studi lain, penelitian ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Pertama, peserta yang terlibat dalam penelitian bukan orang yang benar-benar didiagnosis dengan psikopat atau narsisme, melainkan menggunakan kuesioner penilaian pribadi.
ADVERTISEMENT
Tes online yang peneliti gunakan juga masih diragukan karena mereka tidak bisa memastikan kemampuan bahasa Inggris para peserta yang terlibat. Terakhir, dalam penelitian ini tim merekrut peserta dari pengguna Linkedln, di mana sebagian besar peserta berpendidikan tinggi atau lulusan universitas yang memiliki tingkat sosialisasi tinggi.