Riset Baru Ungkap Bagaimana Asteroid Bunuh Dinosaurus 66 Juta Tahun Lalu

29 Mei 2020 9:04 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hantaman asteroid. Foto: 470906 via pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hantaman asteroid. Foto: 470906 via pixabay.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan dari Inggris membuat simulasi terbaru untuk menunjukkan bagaimana asteroid penyebab kepunahan dinosaurus menghantam Bumi dengan sudut paling mematikan. Riset tersebut telah dipublikasikan pada Selasa (26/5) dalam jurnal Nature Communications.
ADVERTISEMENT
Dalam penjelasannya, ilmuwan mengungkap asteroid yang diyakini berukuran lebih besar dari Gunung Everest itu menghantam Bumi pada sudut sekitar 60 derajat. Skenario tersebut mampu memaksimalkan jumlah gas pengubah iklim sehingga terdorong menuju atmosfer Bumi.
Asteroid yang menabrak Bumi itu kemungkinan mengeluarkan miliaran ton belerang sehingga menghalangi sinar Matahari yang menyebabkan musim dingin nuklir. Populasi dinosaurus di muka Bumi kemudian musnah akibat peristiwa 66 juta tahun lalu itu. Sekaligus melenyapkan 75 persen kehidupan di planet ini.
"Untuk dinosaurus, skenario terburuklah yang terjadi. Serangan asteroid melepaskan sejumlah besar gas pengubah iklim ke atmosfer, memicu serangkaian peristiwa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus,” tutur pemimpin riset Gareth Collins dari Departemen Ilmu dan Teknik Bumi Imperial College London, seperti dikutip dari Fox News.
Ilustrasi dinosaurus. Foto: Hokkaido University
“Kemungkinan ini diperburuk oleh fakta yang menyebutkan bahwa peristiwa itu telah menyerang di salah satu sudut paling mematikan," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Studi sebelumnya memaparkan bahwa asteroid raksasa itu menghantam Semenanjung Yucatan di Meksiko pada 30 derajat, sementara penelitian lain mengklaim ia jatuh hampir lurus ke bawah pada 90 derajat.
Para peneliti percaya jika pendekatan asteroid lebih dangkal atau lebih curam, kehancurannya akan kurang meluas.
"Simulasi kami memberikan bukti kuat bahwa asteroid itu menyerang pada sudut yang curam, mungkin 60 derajat di atas cakrawala, dan mendekati sasarannya dari timur laut," kata Collins.
"Kita tahu bahwa ini adalah salah satu skenario terburuk untuk dampak mematikan, karena itu menempatkan puing-puing yang lebih berbahaya ke atmosfer dan menyebarkannya ke mana-mana - hal yang menyebabkan musim dingin nuklir."
Ledakan itu meninggalkan kawah besar selebar 193.121 meter, menguapkan segala yang ada di jalurnya dan mengirimkan desakan belerang dan karbon dioksida ke langit.
ADVERTISEMENT

Asteroid pembunuh dinosaurus juga picu Tsunami

Selain memusnahkan dinosaurus, asteroid raksasa yang teridentifikasi bernama Chicxulub juga memicu terjadinya tsunami dengan tinggi sekitar 1,6 kilometer dari Teluk Meksiko ke seluruh dunia.
Riset itu merupakan hasil penelitian Molly Range dan timnya di University of Michigan. Hasil riset itu mereka paparkan di pertemuan tahunan American Geophysical Union di Washington, Amerika Serikat, pada 14 Desember 2018 lalu.
"Asteroid Chicxulub menyebabkan sebuah tsunami global, yang belum pernah kita lihat di masa modern ini," kata Range kepada Live Science.
"Sejauh yang kami ketahui, kami adalah yang pertama untuk membuat model global atas tsunami mulai sejak tabrakan asteroid hingga akhir gelombang," ujarnya lagi.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.