Pria Paling Berisiko Terkena Kanker Paru-paru, Kenali Tandanya

Ilustrasi merokok. Foto: AFP PHOTO/ OSCAR SIAGIAN

Menurut laporan World Cancer Research Fund pada 2018, kanker yang paling sering menyerang kaum pria adalah kanker paru-paru. Jumlah kasusnya mencakup 15,5 persen dari seluruh kasus kanker yang baru terdiagnosis sepanjang 2018.

WHO (World Health Organization) memprediksi kematian akibat kanker paru-paru di seluruh dunia bakal meningkat, terutama sebagai dampak dari kebiasaan merokok. Konsumsi tembakau menjadi faktor utama pemicu kanker paru-paru. Bahkan, mayoritas karsinoma paru-paru merupakan efek dari merokok.

Publikasi ilmiah terbitan US National Library of Medicine mengungkap, terlepas dari ketersediaan teknologi diagnosis, kemajuan dalam teknik bedah dan perawatan biologis termutakhir, tingkat kelangsungan hidup selama lima tahun untuk pengidap kanker paru di AS hanya sebesar 15,6 persen. Lebih buruk lagi, tingkat kelangsungan hidup dalam periode yang sama untuk di Eropa, China, dan negara-negara berkembang diprediksi hanya 8,9 persen.

Ilustrasi kebiasaan merokok. Sumber: Pixabay.

Setelah kanker paru-paru, penyakit kanker lain yang paling banyak diidap pria secara berurutan meliputi kanker prostat, kanker kolorektal, dan kanker perut.

Adapun kanker paru-paru tidak selalu menimbulkan gejala yang tampak, terutama pada stadium awal. Bahkan jika gejala mulai terlihat, orang-orang mungkin saja mengiranya sebagai infeksi pernapasan akut atau sekadar pilek.

Dalam kondisi yang parah, kanker paru-paru dapat menyebar hingga ke otak. Dampaknya mulai dari sakit kepala, kejang, hingga mati rasa pada lengan dan kaki karena tumor mulai menekan saraf. Sel kanker juga dapat menyerang seluruh kelenjar getah bening dan menimbulkan benjolan.

Ilustrasi pria sakit. Foto: chainarong06

kumparanSAINS telah merangkum tanda-tanda kanker paru-paru yang patut diwaspadai dan menjadi alarm bagi seseorang untuk segera memeriksa diri ke dokter, sebagaimana dikutip Medical News Today.

Batuk terus menerus yang semakin memburuk dari waktu ke waktu

- Sering terjangkit infeksi pernapasan seperti pneumonia atau bronkitis

- Terjadi perubahan pada suara seseorang, semisal menjadi serak

- Napas pendek dan tersengal-sengal

- Penurunan berat badan yang drastis

- Sakit kepala

- Kehilangan nafsu makan