Pria di Inggris Jadi Orang Kedua yang Sembuh dari HIV

11 Maret 2020 16:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi HIV/AIDS  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi HIV/AIDS Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Adam Castillejo, pria 40 tahun berkebangsaan Inggris, dinyatakan sembuh dari HIV. Status kesembuhannya dinyatakan usai dirinya terpantau bebas dari virus aktif selama 30 bulan ini.
ADVERTISEMENT
Dalam laporan yang terbit dalam jurnal The Lancet HIV, disebutkan bahwa Castillejo tak lagi memerlukan pengobatan antivirus.
Sebelumnya, Castillejo hanya dikenal sebagai “Pasien London” yang pertama kali didiagnosis mengidap HIV pada 2003, seperti dikutip The New York Times. Kasusnya pertama kali diumumkan setahun lalu.
Saat itu, para peneliti melaporkan bahwa Castillejo telah mendapat “remisi jangka panjang” dari virus yang menginfeksinya usai menjalani transplantasi sumsum tulang khusus. Dari pemantauan di tahun yang sama, Castillejo sudah bebas HIV selama 18 bulan.
Hari ini, 12 bulan kemudian, dokter yang menanganinya menjadi lebih yakin bahwa Castillejo layak dinyatakan sembuh.
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
“Kami mengusulkan bahwa hasil ini mewakili kasus kedua (di mana) pasien disembuhkan dari HIV,” ujar pemimpin penelitian, Ravindra Kumar Gupta, seorang profesor mikrobiologi klinis University of Cambridge, dikutip Live Science.
ADVERTISEMENT
Pendahulu Castillejo, yakni pasien HIV pertama yang dinyatakan sembuh, adalah seorang pria bernama Timothy Brown asal Berlin. Awalnya, ia juga tak mengungkap identitas dan hanya dirujuk sebagai “Pasien Berlin”. Brown menerima transplantasi sumsum tulang serupa pada tahun 2007 dan telah bebas HIV selama lebih dari satu dekade.
Kesembuhan di kasus kedua ini, menurut peneliti, sekaligus membuktikan bahwa kesembuhan yang dialami kasus pertama bukan suatu anomali atau kebetulan belaka.
Baik dalam kasus Castillejo maupun Brown, sel punca yang digunakan untuk transplantasi berasal dari donor yang memiliki mutasi genetik relatif langka. Mutasi genetik ini yang memberikan resistensi terhadap HIV.
Ilustrasi golongan obat antiretroviral. Foto: Thinkstock
Namun, para peneliti menekankan bahwa transplantasi sumsum tulang seperti itu tidak akan berfungsi sebagai terapi standar untuk semua pasien dengan HIV. Transplantasi semacam itu berisiko, dan baik Castillejo maupun Brown membutuhkan transplantasi dengan tujuan mengobati kanker yang juga diderita keduanya, bukan HIV.
ADVERTISEMENT
Walau begitu, dokter tidak menemukan infeksi virus HIV aktif di tubuh Castillejo usai transplantasi dilakukan. Mereka masih menemukan “sisa” DNA virus HIV di beberapa sel. Tetapi para peneliti mengatakan jejak DNA ini dapat dianggap sebagai “fosil” karena mereka tidak memungkinkan virus untuk bereplikasi. Jejak DNA yang sama juga ditemukan dalam kasus Brown.