Permen Karet 10.000 Tahun Ungkap Jejak Kehidupan Pemburu Skandinavia

18 Mei 2019 3:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Permen karet kuno berumur 10.000 tahun. Foto: Natalija Kashuba/Stockholm University
zoom-in-whitePerbesar
Permen karet kuno berumur 10.000 tahun. Foto: Natalija Kashuba/Stockholm University
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jangan pernah berpikir lagi untuk menempelkan bekas kunyahan permen karet ke kolong ataupun bagian bawah meja. Sebab, para peneliti dari Stockholm University telah mengembangkan teknik untuk menganalisis DNA yang terkandung dalam permen karet kering guna menentukan mulut siapa yang mengunyahnya.
ADVERTISEMENT
Meski belum menggunakannya untuk mengecek identitas murid pengotor kolong meja, para peneliti telah berhasil menggunakan teknik ini untuk mengidentifikasi dan menggali info detail mengenai kehidupan manusia kuno, khususnya kelompok pemburu di Skandinavia pada Zaman Neolitikum.
Para peneliti menemukan sejumlah permen karet kuno di Huseby Klev, sebuah situs berburu dan memancing pada Zaman Batu yang terletak di pantai barat Swedia. Lokasi itu pertama kali digali pada 1990-an, tapi sayangnya sebagian besar kerangka kuno di situs tersebut telah lama hilang sejak awal penemuannya. Ini berarti, para peneliti tidak dapat menganalisis DNA apa pun dari manusia purba yang pernah hidup di sana.
Ilustrasi kukang raksasa dan manusia purba Foto: Alex McClelland/Bournemouth University
Maka, penemuan permen karet kering dan telah berusia sangat tua itu pun menjadi kondisi yang sangat menguntungkan bagi para peneliti. Mereka mendapatkan petunjuk kecil yang dapat menjelaskan hal-hal besar.
ADVERTISEMENT
Permen karet yang berusia antara 9.540 dan 9.880 tahun ini mengandung air liur yang ternyata dapat diekstraksi DNA-nya oleh para peneliti. Dahulu, alih-alih mengunyah permen karet untuk menyegarkan nafas, kelompok pemburu memanfaatkan permen karet sebagai perekat perkakas dan alat-alat, serta pengikat untuk senjata.
Hebatnya, berdasarkan hasil analisis DNA ini, tim dari Stockholm University masih dapat mengidentifikasi tiga orang yang telah meludahkan sampel-sampel permen karet: dua orang adalah perempuan dan satu laki-laki, serta ketiganya tinggal di wilayah tersebut.
Selain menjelaskan fungsi praktis permen karet di Zaman Batu, penemuan ini juga memberikan wawasan menarik tentang peran gender dalam budaya Skandinavia di zaman tersebut. Dapat diterangkan bahwa memproduksi alat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pria dan wanita. Secara lebih spesifik, penemuan tanda gigi susu pada salah satu sampel permen karet kuno juga menunjukkan bahwa anak-anak mungkin terlibat dalam kegiatan ini.
ADVERTISEMENT
"DNA dari permen karet kuno ini memiliki potensi yang sangat besar, tidak hanya untuk melacak asal-usul dan pergerakan orang-orang di masa lalu, tetapi juga untuk memberikan wawasan tentang hubungan sosial, penyakit, dan makanan mereka," tutur Per Persson, salah satu peneliti dalam riset ini dalam sebuah pernyataan tertulis yang dilansir IFL Science.
Dalam laporan yang telah diterbitkan di jurnal Communications Biology, para peneliti mencatat penemuan ini telah mengungkapkan bagaimana kawasan Huseby Klev bertindak sebagai persimpangan genetika dan budaya antara orang-orang barat dan timur. Hal ini dapat dilihat dari jejak-jejak afinitas genetik di wilayah tersebut yang lebih condong kepada kelompok-kelompok Eropa Barat, sementara teknologi mereka tampaknya telah dibentuk oleh pengaruh Eurasia Timur.
ADVERTISEMENT