Penampakan Kucing Batu Langka Terekam Video di Gunung Leuser

29 Desember 2021 13:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kucing batu yang terekam kamera di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Foto: Taman Nasional Gunung Leuser via Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Kucing batu yang terekam kamera di Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh. Foto: Taman Nasional Gunung Leuser via Instagram
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taman Nasional Gunung Leuser di Aceh baru-baru ini memposting tiga kucing liar yang dilindungi dalam sebuah posting Instagram Reels, Selasa (28/12). Ketiga kucing liar tersebut terdiri dari kucing kuwuk, macan dahan sunda, dan kucing batu.
ADVERTISEMENT
Video penampakan berdurasi 10 detik tersebut menampilkan masing-masing kucing liar sedang berjalan di area Taman Nasional Gunung Leuser pada malam hari. Meski warna asli mereka tidak tampak karena video rekaman berwarna hitam putih, ciri khas masing-masing kucing liar tersebut tetap dapat dikenali dari karakteristik tubuhnya.
Kucing batu (Pardofelis marmorata), misalnya, dapat dikenali lewat corak bulu mirip marble (marmer) dan bintik-bintik yang khas. Ukuran tubuhnya mirip seperti kucing rumahan, meski sedikit lebih panjang dan ramping. Menurut catatan situs Animal Diversity, panjang tubuhnya diperkirakan mencapai 45 hingga 62 cm, dengan berat sekitar 2,4 hingga 5 kg.
Kucing batu diperkirakan memangsa burung dan mamalia kecil arboreal seperti tupai pohon, tikus pohon, tikus dan mencit, primata kecil, dan kelelawar buah. Mereka juga diketahui memangsa serangga dan reptil seperti kadal dan katak.
Kucing Batu. Foto: Dok. Istimewa
Kucing batu dikenal sebagai kucing liar yang mudah dijinakkan. Mereka juga sangat aktif, dan senang memanjat dan melompat. Distribusi kucing batu meliputi wilayah India utara, Nepal, Sikkim, Assam, Myanmar, Laos, Thailand, Vietnam, Kamboja, semenanjung Malaysia, Sumatra, dan Kalimantan.
ADVERTISEMENT
Selain kucing batu, bentuk tubuh yang khas juga dimiliki oleh macan dahan sunda (Neofelis diardi). Ia punya pola bintik-bintik besar di seluruh tubuhnya yang menyerupai awan. Tubuhnya tampak lebih besar dibanding dua kucing liar lain yang terekam video di Taman Nasional Gunung Leuser. Hal tersebut tidak mengherankan karena macan dahan sunda umumnya punya panjang tubuh berkisar antara 60 hingga 110 cm dan berat berkisar antara 15 hingga 30 kg.
Macan dahan sunda adalah karnivora dan memakan berbagai jenis mangsa terestrial dan arboreal. Mereka secara teratur memakan rusa sambar, kijang, kancil, babi berjanggut, musang palem, monyet daun abu-abu, ikan, burung, dan landak. Mereka telah diamati memangsa bekantan muda.
Ketika berburu, macan dahan sunda menyergap dan menyerang mangsa dari kanopi pohon. Mereka dikenal kerap membawa tubuh mangsanya ke pohon agar tidak dihinggapi lintah saat bersantai makan.
ADVERTISEMENT
Sangat sedikit informasi yang diketahui tentang tabiat macan dahan sunda. Mereka diyakini hidup soliter – seperti banyak kucing besar lainnya – kecuali saat berkembang biak atau ditemani oleh anaknya. Macan dahan sunda umumnya ditemukan di Kalimantan dan Sumatera.
Kucing liar terakhir yang terekam kamera Taman Nasional Gunung Leuser adalah kucing kuwuk (Prionailurus bengalensis). Ia memiliki ciri khas bentuk telinga bulat dan corak tubuh berbentuk seperti mawar. Kucing kuwuk sendiri punya ukuran tubuh mirip kucing rumahan, dengan berat sekitar 3 hingga 7 kg dan panjang 44 hingga 107 cm.
Kucing kuwuk adalah karnivora yang memangsa vertebrata darat kecil seperti tikus dan kadal. Mereka juga diketahui memakan kelelawar, ular, dan serangga pada kesempatan tertentu. Meski mangsa kucing kuwuk umumnya memiliki tubuh lebih kecil darinya, ia juga memakan hewan yang lebih besar, seperti kelinci dan rusa muda.
ADVERTISEMENT
Tabiat kucing kuwuk sulit untuk diamati karena mereka sulit ditemukan dengan ukurannya yang kecil. Ia juga diketahui pemalu, di mana mereka sering melarikan diri jika bertemu manusia. Namun, kucing kuwuk diyakini merupakan hewan pendaki yang luar biasa, hingga mereka dapat sesekali memangsa burung dan kelelawar.
Kucinh kuwuk adalah salah satu spesies karnivora paling luas di Asia, dan dapat ditemukan di sebagian besar Asia selatan. Mereka dapat ditemukan di Afghanistan timur dan Pakistan utara, India utara dan pesisir, Myanmar, Laos, Thailand, Indonesia, Malaysia, Vietnam, Taiwan, Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Nepal, Korea, Kamboja, sebagian Filipina, dan Cina Timur.
Baik kucing batu, macan dahan dan kucing kuwuk adalah hewan yang aktif di malam hari (nokturnal). Penampakan mereka di lantai hutan Taman Nasional Gunung Leuser kemungkinan besar karena mereka sedang berburu.
ADVERTISEMENT
Dalam status konservasi, kucing batu dan macan dahan sunda masuk ke dalam daftar hewan langka yang diperhatikan kelestariannya. Keduanya diberi status Rentan (Vulnerable) oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN). Status berbeda didapatkan oleh kucing kuwuk karena persebarannya yang masif di Asia.
Meski demikian, ketiga kucing liar tersebut masuk ke dalam daftar hewan dilindungi di Indonesia. Populasinya terancam oleh perburuan liar hingga deforestasi yang cepat untuk membangun perkebunan kelapa sawit.