Untitled Image

Panas Dalam Bisa Jadi Mengintai di Masa Pandemi, Ini Tips Mengatasinya

27 Juli 2021 15:50 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi seseorang terkena panas dalam di masa pandemi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seseorang terkena panas dalam di masa pandemi. Foto: Shutterstock
Panas dalam jadi salah satu gangguan kesehatan yang sering menyerang di tengah musim pancaroba seperti sekarang. Perubahan cuaca dari panas terik, lalu tiba-tiba hujan lebat, atau sebaliknya membuat daya tahan tubuh rentan menurun. Virus dan bakteri pun lebih mudah masuk ke tubuh.
Rasa tidak nyaman dan panas di tenggorokan serta bibir kering jadi beberapa tanda-tanda panas dalam yang kerap terasa. Tanpa perlu perawatan khusus, panas dalam dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari.
Namun, pandemi COVID-19 yang hingga kini masih memuncak membuat orang mudah khawatir saat merasakan adanya masalah kesehatan di tubuhnya, termasuk panas dalam. Bukan tanpa alasan, rasa perih di tenggorokan bisa menjadi salah satu tanda seseorang positif terinfeksi virus corona.
Menurut dr. Shabrina Narasa, sebenarnya panas dalam bukan merupakan suatu penyakit, namun merupakan awal gejala suatu penyakit.
“Panas dalam sebenarnya tidak ada di dunia kedokteran, jadi panas dalam itu sekumpulan gejala yang bisa menunjukkan suatu penyakit, paling sering itu saat infeksi saluran pernafasan atas (ISPA),” jelas dr. Shabrina dalam Live Instagram Talk Show ‘Tantangan Paling Adem: Panas Dalam x Pandemic’, Senin (19/7).
Rasa tidak nyaman seperti panas dan perih yang terasa saat menelan juga bisa disebabkan adanya refluks asam lambung atau kondisi saat asam lambung naik ke kerongkongan sehingga menyebabkan munculnya sensasi rasa panas di dada hingga tenggorokan.
Berbeda dengan panas dalam biasa, sakit tenggorokan yang menjadi gejala COVID-19 biasanya disertai dengan gejala lain seperti perih saat menelan hingga mudah lelah.
“Sakit tenggorokan saat terkena COVID-19 juga bisa muncul, misalnya saat menelan. Tapi di COVID-19 disertai adanya demam tinggi, lemas, badan pegal, dan batuk hingga sesak napas. Pada virus corona varian baru ini juga bisa menimbulkan diare,” tambah dr. Shabrina.
Jadi sebenarnya tidak perlu terlalu panik saat merasakan gejala panas dalam di tenggorokan. Setelah mengetahui perbedaan panas dalam dan sakit tenggorokan akibat gejala COVID-19, yang harus dilakukan adalah mengembalikan daya tahan tubuh agar tidak mudah tumbang akibat serangan penyakit.
Selain istirahat yang cukup dan konsumsi makanan bergizi, jangan lupa untuk memastikan asupan cairan selalu tercukupi setiap harinya. Kekurangan cairan tidak menyebabkan dehidrasi, lemas dan kurang fokus.
Sedangkan secara jangka panjang, bisa memengaruhi daya tahan tubuh. Saat dehidrasi, kemampuan tubuh untuk melawan virus penyebab penyakit pun ikut melemah.
Cukupi kebutuhan cairan harian untuk meredakan panas dalam. Foto: Shutterstock
Bila panas dalam yang terasa disebabkan oleh kenaikan asam lambung, sebaiknya hindari makanan yang dapat memicu asam lambung seperti gorengan, makanan asam, makanan pedas, kopi, dan alkohol.
Waktu makan yang berdekatan dengan jam tidur juga bisa menyebabkan asam lambung naik karena pencernaan masih penuh dan belum diproses secara sempurna. Alhasil, istirahat jadi tidak nyaman.
Meredakan asam lambung bisa dilakukan dengan memanfaatkan beberapa bahan makanan, seperti buah dan sayur tinggi vitamin C dan berbagai tanaman herbal.
“Kita juga boleh minum herbal dan buah yang tinggi vitamin C untuk meningkatkan imunitas dan kesegaran tubuh. Seperti jeruk nipis, herbal alami krisantemum, pulosari, cincau, dan madu,” jelas dr. Shabrina.
Walaupun demikian, membuat langsung ramuan dari herbal untuk meredakan panas dalam terkadang bisa jadi merepotkan, apalagi bila setiap hari disibukkan dengan segudang aktivitas. Nah, minum segelas Adem Sari Ching Ku bisa menjadi solusinya!
Adem Sari Ching Ku terbuat dari kombinasi bahan-bahan herbal seperti ekstrak jeruk nipis, cincau, pulosari, Cinnamomum burmannii—salah satu jenis kayu manis, ekstrak krisantemum, dan vitamin C.
Semua kandungan ini dapat membantu tubuh tetap segar. Selain itu, Adem Sari Ching Ku juga dapat mengusir gejala panas dalam seperti sariawan, bibir pecah-pecah, hingga tenggorokan terasa perih. Kandungan vitamin C yang tinggi antioksidan juga bisa membantu meningkatkan imun tubuh. Minuman panas dalam ini juga mudah dijumpai di warung, minimarket, dan e-commerce seperti di sini.
Cara konsumsinya, seduh 1 saset Adem Sari Ching Ku dengan 200 ml air dan aduk hingga gelembung hilang. Bagi penderita asam lambung atau gangguan kesehatan lainnya, Anda bisa konsumsi Adem Sari Ching Ku setelah makan atau lebih baik konsultasikan dulu kepada dokter.
Kesegaran Adem Sari Chin Ku juga menjadi andalan celebrity chef sekaligus influencer, Martin Natadipraja, saat merasakan gejala panas dalam dan gangguan tenggorokan lainnya. Apalagi kesibukannya sebagai seorang chef menuntut pria yang pernah menempuh sekolah masak di Singapura ini untuk menyantap berbagai makanan setiap harinya.
“Kalau sudah panas dalam, apalagi di masa pandemi yang bikin pikiran jadi ke mana-mana, jadi kalau aku ngerasain dulu diri aku sakit apa, lalu paling pertama adalah meredakan panas dalamnya. Aku selalu ada P3K yang ada Adem Sari Ching Ku, jadi satu dua hari pasti langsung lega,” kata Chef Martin antusias.
Menariknya, untuk menambah kenikmatannya, ia juga kerap mengolah Adem Sari Ching Ku dengan bahan-bahan lain. Salah satunya disajikan sebagai bahan utama mojito dengan cara menyeduh Adem Sari Ching Ku dengan air dan es batu, kemudian dikombinasikan dengan buah-buahan.
Melalui talk show ‘Tantangan Paling Adem: Panas Dalam x Pandemic’, Chef Martin juga berbagi cara seru saat menghadapi cuaca yang panas di rumah dengan mengikuti #TantanganPalingAdem yang beberapa waktu lalu sempat viral di media sosial.
Ramainya #TantanganPalingAdem ini berawal warganet yang saling berlomba memamerkan cara unik mereka untuk menciptakan situasi “adem” selama rumah aja. Tidak kalah serunya, Chef Martin bercerita bahwa dia juga punya cara sendiri untuk membuat suasana di rumah jadi lebih adem, yaitu dengan berdiri di depan lemari pendingin yang sejuk.
“Karena cuaca Indonesia lagi enggak menentu, aku selalu mengademkan diri yang pertama masuk ke dalam kulkas. Entah kenapa kulkas jadi tempat ngadem paling cepat,” ceritanya.
Seru, bukan? Kalau Anda, apa cara favorit untuk membuat suasana di rumah jadi lebih adem bebas panas dalam?
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Enesis
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten