Lawan Virus Corona, Perawat di China Cukur Rambut sampai Botak

12 Februari 2020 7:07 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis disemprot disinfektan sebelum masuk ke rumah sakit di Wuhan di Provinsi Hubei, China.
 Foto: STR / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis disemprot disinfektan sebelum masuk ke rumah sakit di Wuhan di Provinsi Hubei, China. Foto: STR / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Virus corona jenis baru asal Wuhan atau disebut juga 2019-nCoV telah menewaskan sekitar 1.018 orang dan menginfeksi 43.108 orang di China hingga Selasa (11/2). Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona, termasuk mengisolasi 15 kota di Provinsi Hubei, China, yang menjadi pusat penyebaran wabah.
ADVERTISEMENT
Dilaporkan The New York Times, melalui panggilan telepon dan pesan teks sebagian besar petugas kesehatan China mengeluh karena kewalahan merawat ribuan pasien virus corona yang semakin hari semakin bertambah. Mereka juga membutuhkan bantuan para ahli khusus di bidang kesehatan karena kekurangan sumber daya.
Pemandangan lain tampak pada Selasa (11/2), ketika para perawat yang sebagian besar adalah wanita memilih mencukur habis rambutnya untuk mengurangi risiko kontaminasi saat merawat pasien virus corona di rumah sakit Wuhan.
Sebuah video yang diposting di Twitter oleh People’s Daily China, salah satu media terbesar China, memperlihatkan bagaimana para petugas kesehatan dari Provinsi Shaanxi mencukur habis rambutnya sebelum dikirim ke garis depan epidemi di Wuhan.
Dalam video lain yang diposting kantor berita resmi China Xinhua News, menyebutkan bahwa selain bisa mengurangi potensi penyebaran patogen, kepala botak akan memudahkan para perawat dalam menggunakan dan melepas baju hazmat atau baju pelindung antivirus.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang mencukur rambutnya adalah Shan Xia, seorang perawat yang bekerja di Rumah Sakit Renmin Wuhan University. Ia rela mencukur rambutnya sampai habis untuk dikirim ke daerah pusat wabah.
Diberitakan Business Insider, para petugas kesehatan di China juga harus berpacu dengan waktu untuk menangani ribuan pasien novel coronavirus. Alih-alih pergi ke toilet saat ingin buang air kecil, mereka memilih menggunakan popok dewasa untuk menghemat waktu.
Beberapa petugas bahkan mengalami luka lebam di wajah karena terlalu lama menggunakan masker. Mereka juga tertekan secara psikologis karena jumlah pasien yang kian hari kian bertambah. Ada juga yang dilaporkan meninggal akibat terpapar novel coronavirus atau kelelahan akibat bekerja 18 jam tanpa henti. Ya, apa yang dilakukan mereka hanyalah segelintir pengorbanan demi menyudahi wabah virus corona.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir ini adalah tekanan bagi setiap dokter dan setiap perawat di Wuhan, baik secara fisik maupun mental,” ujar Candice Qin, seorang dokter yang berbasis di Beijing, kepada The Washington Post. “Kita tahu bahwa pasien khawatir, tetapi kita harus ingat bahwa dokter juga manusia.”