Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Baik! Keluar Urutan 1 Terpolusi se-Dunia

4 Juli 2022 16:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kualitas udara jakarta pada Senin (4/7/2022) masuk kategori 'Baik'. Foto: Tangkapan Layar/IQ Air
zoom-in-whitePerbesar
Kualitas udara jakarta pada Senin (4/7/2022) masuk kategori 'Baik'. Foto: Tangkapan Layar/IQ Air
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Baru beberapa minggu lalu buruknya kualitas udara Jakarta mengisi headline berita dengan predikat kualitas udara terburuk nomor 1 dunia. Hari ini, Senin (4/7), langit Jakarta terpantau ‘Baik’ di situs IQ Air, dengan skor konsisten di bawah 50.
ADVERTISEMENT
Pada sore pukul 15.40 WIB, udara Jakarta berada pada angka 37, dengan polutan PM2.5 di kisaran 9µg/m³. Meski angka ini masih di atas standar WHO (5µg/m³) kualitas udara hari ini masih tergolong aman.
Kualitas udara pada Senin (4/7/2022) terbaik pada satu bulan terkahir, berdasar data IQ Air. Foto: Tangkapan Layar/IQ Air
Udara ini tergolong aman untuk beraktifitas di luar ruangan termasuk olahraga. Namun tetap direkomendasikan untuk tetap gunakan master untuk menurunkan resiko penularan COVID-19.
Potret langit Jakarta pada Senin (4/7/2022). Foto: Kevin Kurnianto/kumparan
10 peringkat kualitas udara terburuk saat ini diduduki oleh negara-negara timur tengah dan beberapa negara Asia, yang tengah menghadapi heatwave, diperparah kondisi geografis dikelilingi gurun.

Jakarta sempat peringkat ke-1 polusi terparah se-dunia

Kualitas udara Jakarta sempat berada di posisi buruk beberapa minggu terakhir. Tercatat pada tanggal 15 dan 20 Juni 2022, Jakarta menempati peringkat pertama kualitas udara terburuk di dunia. Pun selain dari tanggal itu, angka IQ Air Jakarta tidak jauh-jauh dari angka 150, alias tidak sehat.
ADVERTISEMENT
Beberapa berpendapat bahwa meningkatnya aktivitas penduduk seperti berkendara menggunakan kendaraan pribadi.
“Karena aktivitas masyarakat semakin banyak, itu menyebabkan emisi baik dari bergerak dan tak bergerak itu menjadi terkungkung di dalam lapisan atmosfer kita. Akhirnya itu yang menyebabkan polusi karena memang pengaruh emisi tersebut yang tidak bebas dari atmosfer,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta Asep Kuswanto, Kamis (23/6).
Selain itu cuaca juga mempengaruhi gerak polusi di lapisan atmosfer, sehingga memungkinkan polusi lebih terkonsentrasi di satu titik.
“Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah ini,” ungkap Urip Haryoko, Plt. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, seperti dikutip Antara, Snein (20/6).
ADVERTISEMENT