Ekspedisi ke Kawasan Misterius Antartika Terhenti Karena Es Tebal
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ADVERTISEMENT
Namun, mereka menemukan hambatan besar dalam perjalanannya itu. Kapal riset mereka terpaksa berputar balik setelah es yang terlalu tebal membuatnya tak bisa mencapai lempengan es Larsen C bagian selatan.
British Antarctic Survey (BAS) mengumumkan pada Jumat (2/3), bahwa kapten dari kapal riset RRS James Clark Ross telah membuat 'keputusan sulit' untuk membatalkan ekspedisi ke kawasan misterius tersebut. Lautan es yang menghadang kapal mereka diketahui memiliki ketebalan hingga 5 meter.
Es tebal itu telah melambatkan laju kapal hingga beberapa mil per hari sehingga membuat mereka kehabisan waktu untuk mencapai Larsen C. Dasar laut dari lempengan es itu terekspos pada tahun 2017 lalu setelah tercipta gunung es bernama A-68.
"Kami tahu melewati lautan es untuk mencapai Larsen C akan sulit. Kami kecewa tak bisa sampai sana, tapi keselamatan adalah yang utama," ujar pimpinan ekspedisi BAS dan ahli biologi laut Katrin Linse, dilansir Live Science .
ADVERTISEMENT
"Kapten dan kru kapal telah bekerja fantastik untuk membawa kami ke semua lokasi di lempengan es itu, tapi perjalanan kami jadi terlalu lambat, dengan hanya 8 kilometer dalam satu hari, dan kami masih harus menjalani 400 kilometer lagi untuk mencapai tujuan. Alam tidak merestui misi kami," lanjutnya.
Dasar laut Antartika
Mereka tadinya berharap dapat menjadi yang pertama melakukan survei ke kawasan dasar laut Antartika dari patahan gunung es berukuran 5.800 kilometer persegi, yang terpisah dengan lempengan es Larsen C pada Juli 2017.
Ekosistem dasar laut kawasan tersebut dianggap unik dan sangat jarang dipelajari. Menurut ilmuwan BAS, dasar laut itu telah ditutupi lempengan es selama 120 ribu tahun. Kini, kawasan dasar laut itu terbuka dengan terpisahnya gunung es A-68.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan kini harus menunggu hingga musim dingin selanjutnya di Antartika untuk mencapai ujung dari lempeng es itu pada tahun 2019. Nanti, ekspedisinya akan dipimpin oleh pria berkebangsaan Jerman bernama Alfred Wegener Institute dengan kapal riset RV Polarstern.
Ganti Haluan
Meski gagal mencapai area Larsen C, yang terletak di bagian paling selatan dari tiga lempengan es terbesar di semenanjung Antartika, para ilmuwan di kapal RRS James Clark Ross akan mengubah perhatiannya ke arah utara, yaitu Larsen A dan lempeng es Prince Gustav Channel, yang terpisah pada 1995.
Mereka akan menghabiskan sisa misi dengan mengumpulkan sampel hewan dasar laut, mikroba, plankton, bebatuan, dan air. BAS mengatakan penemuan mereka akan memberikan sebuah tolak ukur mengenai keberagaman biota yang ada di dasar laut kawasan tersebut dan kerangka waktu yang lebih akurat dari terpisahnya es.
ADVERTISEMENT