Cabai Jawa Bisa Bikin Ikan Jadi Jantan

29 Januari 2018 16:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cabai (Foto: thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cabai (Foto: thinkstock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berasal dari benua Afrika nun jauh di sana, Synodontis eupterus, ikan hias air dari sungai Niger, ternyata telah banyak dikembangbiakkan di Indonesia untuk kebutuhan lokal maupun ekspor.
ADVERTISEMENT
Sayangnya jumlah produksi ikan hias ini cukup terbatas akibat jumlah populasi jantan mereka yang terbatas. Diketahui, jumlah pejantan ikan hias ini hanya berkisar 5-10 persen dari total yang diproduksi petani. Sedikitnya jumlah pejantan inilah yang kemudian membatasi upaya reproduksi mereka.
Meski tidak diketahui penyebab mengapa jumlah pejantan dari populasi ikan ini jauh lebih sedikit daripada jumlah betinanya, para peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), berhasil melakukan penjantanan atau maskulinisasi pada ikan tersebut.
Para peneliti itu melakukan penjantanan ini tidak dengan menggunakan hormon 17α-metiltestosteron (MT) yang umum digunakan untuk maskulinisasi. Sebab penggunaan hormon ini dibatasi oleh pemerintah karena tidak mudah terurai, bersifat karsinogenik dan mencemari lingkungan sekitar.
Oleh karena itu, mereka kemudian mencari bahan alam yang aman untuk melakukan pada populasi ikan hias ini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari pernyataan tertulis Humas IPB kepada kumparan (kumparan.com), empat orang peneliti IPB, Dinar Tri Soelistyowati, Prassetyo Dwi Dhany Wijaya, Muhammad Zairin Jr dan Widanarni berhasil melakukan penjantanan pada larva ikan ini dengan menggunakan ekstrak cabai jawa atau Piper retrofractum.
Dalam penelitian yang tim peneliti itu lakukan, mereka menggunakan larva ikan Synodontis eupterus berumur 10 hari yang kemudian dibagi dalam beberapa kelompok dengan jumlah masing-masing 100 larva.
Pada masing-masing kelompok diberikan perlakuan yang berbeda. Kelompok satu direndam dengan hormon 17α-metiltestosteron yang umum digunakan untuk penjantanan selama 5 hingga 10 jam.
Kelompok dua direndam dalam ekstrak cabai jawa dengan dosis 0,125 miligram selama 5 hingga 10 jam.
Kelompok tiga juga direndam dalam ekstrak cabai jawa dengan dosis 0,25 miligram selama 5 hingga 10 jam.
ADVERTISEMENT
Lalu ada kelompok empat yang menjadi kontrol dengan tidak direndam dengan ekstrak cabai atau hormon apa pun.
Ikan Synodontis Eupterus (Foto: IPB)
zoom-in-whitePerbesar
Ikan Synodontis Eupterus (Foto: IPB)
Hasil penelitian tersebut menunjukkan, perendaman ekstrak cabai jawa pada ikan tersebut menghasilkan 25-40 persen ikan jantan, 1-2 persen ikan betina dan di atas 60 persen ikan interseks atau tidak dapat diidentifikasi jenis kelaminnya. Ini jika dilihat ketika usia ikan itu sudah mencapai empat bulan.
Adapun pada usia lima bulan, jumlah ikan yang interseks turun menjadi 20-40 persen, ikan betina meningkat menjadi 60-62 persen dan ikan jantan berkisar 20-35 persen. Jumlah pejantan ini menunjukkan peningkatan 15 persen dibanding jumlah pejantan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan ekstrak cabai jawa ataupun hormon.
Dari penelitian tersebut, tim peneliti kemudian menyimpulkan bahwa penjantanan ikan Synodontis eupterus pada fase larva dengan menggunakan ekstrak cabai jawa dapat meningkatkan dua kali persentase ikan jantan.
Ilustrasi ikan Oarfish. (Foto: Udo Schröter via Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ikan Oarfish. (Foto: Udo Schröter via Flickr)
Meski begitu, mereka juga menemukan, ekstrak cabai jawa ini dapat meningkatkan jumlah kematian ikan. Semakin tinggi dosis ektrak cabai yang diberikan, semakin tinggi pula tingkat kematian pada ikan.
ADVERTISEMENT
“Peningkatan dosis ekstrak cabai jawa dapat menurunkan tingkat kelangsungan hidup ikan," ujar Dinar Tri Soelistyowati.
Pada kelompok ikan yang direndam dengan dosis ekstrak cabai jawa 0,25 miligram, angka kematian meningkat sekitar 14-54 persen.
Sejauh ini perlakuan yang paling aman adalah dengan perendaman ekstrak jawa sebesar 0,125 miligram per liter yang menghasilkan tingkat kelangsungan hidup hingga 97,67 persen.