Bayi ‘Tertua’ di Dunia Berhasil Lahir, Hampir Seumur Ibunya

4 Desember 2020 6:37 WIB
comment
18
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Molly Everette Gibson, bayi tertua di dunia.  Foto:  National Embryo Donation Center (NEDC)
zoom-in-whitePerbesar
Molly Everette Gibson, bayi tertua di dunia. Foto: National Embryo Donation Center (NEDC)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seorang bayi di Tennessee, AS, berhasil dilahirkan dengan selamat. Dia dinobatkan sebagai bayi 'tertua' di dunia, karena diyakini sebagai embrio beku terlama yang pernah dilahirkan dalam keadaan hidup.
ADVERTISEMENT
Molly Everette Gibson lahir pada 20 Oktober 2020. Dia berasal dari embrio yang dibekukan pada Oktober 1992 atau sekitar 28 tahun yang lalu. Ibu Molly, Tina, sekarang berusia 29 tahun. Dia lahir sekitar 18 bulan lebih awal saat Molly membeku dalam bentuk embrionya.
Bisa dibilang, mereka berdua berada di Bumi dalam waktu yang hampir sama, meski terpisah satu generasi. “Sulit untuk memercayainya. Tapi, sejauh ini yang kami tahu, Molly adalah keajaiban kecil kami,” kata Tina Gibson kepada New York Post.
Molly berhasil memecahkan rekor yang dipegang bayi lain sebagai embrio beku terlama yang pernah dilahirkan. Dia adalah Emma Wren Gibson yang embrionya dibekukan selama 24 tahun sebelum akhirnya lahir pada 2017.
Ilustrasi embrio manusia. Foto: DrKontogianniIVF via pixabay
Emma kebetulan adalah kakak perempuan Molly. Artinya, Molly dan Emma adalah satu keluarga yang keduanya berasal dari embrio beku 28 tahun lalu dan berhasil terlahir ke dunia. Ya, Molly dan Emma adalah saudara kandung yang dibekukan bersamaan. Embrio keduanya disumbangkan oleh orang tua asli mereka yang sampai saat ini dirahasiakan namanya.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, Emma dan Molly adalah embrio yang dihasilkan dari orang tua sama. Keduanya dilahirkan oleh ibu angkat mereka, yakni Tina. Hanya saja, mereka harus menunggu waktu cukup lama untuk lahir ke dunia, menghirup udara Bumi dan melihat sinar mentari.
Kelahiran Molly difasilitasi oleh National Embryo Donation Center (NEDC), di Knoxville, sebuah organisasi nirlaba yang menerima sumbangan embrio dari orang tua kandung yang telah menjalani fertilisasi in vitro (IVF) alias bayi tabung.
Ketika sperma bertemu sel telur dan terjadilah pembuahan. Sel telur yang dibuahi lalu menempel pada rahim. Foto: Shutterstock
Dalam kasus seperti, orang tua lebih memilih menyumbang embrio beku mereka ke NEDC ketimbang dibuang secara sia-sia. NEDC akan menyimpannya dan menggunakan embrio di kemudian hari setelah ada calon orang tua angkat yang menginginkannya. Permintaan embrio kebanyakan dari mereka yang mengajukan permohonan untuk adopsi, membawa dan melahirkan embrio.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, NEDC berhasil memfasilitasi lebih dari 1.000 persalinan. Emma dan Molly mewakili kasus kelahiran paling luar biasa karena keduanya adalah embrio beku terlama yang berhasil dilahirkan ke dunia. Kelahiran mereka memberikan bukti unik tentang berapa lama embrio beku bisa bertahan yang belum dipahami secara jelas.
“Selama embrio disimpan dengan baik di dalam tangki penyimpanan nitrogen cair pada suhu minus 396 derajat, kami merasa embrio akan bertahan selamanya. Dengan kelahiran Molly, kami tahu mereka dapat bertahan hidup setidaknya 27 setengah tahun dan mungkin lebih lama,” ujar Carol Sommerfelt, direktur lab NEDC, seperti dikutip New York Post.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.