Tips Aman Mengendarai Mobil Matik di Turunan Tajam

18 Juli 2021 17:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilutrasi transmisi mobil matik Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilutrasi transmisi mobil matik Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selain jalanan menanjak, setiap pengemudi harus bersiap menghadapi medan jalan yang menurun, apalagi ketika mengemudikan mobil matik. Akan salah kaprah kalau hanya mengandalkan pedal rem.
ADVERTISEMENT
Sebab tanpa disadari gesekan kampas rem pada tromol maupun cakram pada proses pengereman, lama kelamaan mengakibatkan vapor lock. Perlu dicatat, vapor lock membuat cairan rem mendidih kemudian memunculkan uap air pada saluran cairan rem.
Uap tersebut kemudian menjadi udara yang terperangkap di dalam saluran rem. Nah udara tersebut membuat daya pengereman tidak maksimal, rem jadi blong sehingga laju mobil susah dihentikan.
Mengapa demikian? Sebab saat pengemudi injak rem, udara yang ada di dalam saluran rem akan terkompresi. Karena terkompresi, udara tadi tidak meneruskan tekanan cairan rem dari master ke silinder. Makanya kinerja rem berkurang.
Oleh karena itu Hermas Prabowo, penggawa bengkel spesialis transmisi matik Worner Matic menjelaskan, tips aman melintasi turunan apalagi yang panjang kemudian curam pakai mobil matik konvensional, rekomendasinya sertakan engine brake.
Ilustrasi oper gigi pada mobil matik. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
"Caranya jangan di D aja terus ngerem, pakai engine brake pindahkan dari D ke 3, terus ke 2, atau L supaya lajunya ikut ketahan karena engine brake nggak nyelonong," ujarnya saat dihubungi kumparan, Jumat (16/7).
ADVERTISEMENT
Tapi Hermas menambahkan, proses perpindahan transmisinya jangan dilakukan mendadak. Keliru apabila masih dalam kecepatan tinggi karena pakai D, kemudian secara langsung geser transmisi ke rasio yang lebih rendah.
Secara praktiknya bisa menurunkan laju sebab putaran mesinnya meninggi dan kecepatannya berkurang. Namun umur pakai transmisi bisa jadi lebih pendek.
"Yang terjadi girboks bisa cepat panas, karena tekanan oli transmisinya besar saat mencengkeram kopling di rasio gigi rendah pas kecepatannya tinggi," lanjutnya.
Ilustrasi posisi kaki pada mobil matik. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
Maka dari itu sebelum menurun, kurangi laju mobil kemudian pindahkan gigi ke yang lebih rendah secara bertahap tergantung kondisi dan medan jalannya. Pindah dari D ke 3 idealnya buat jalan menurun yang tidak terlalu curam dan panjang.
Sementara pindah dari D ke 3 lalu 2 untuk jalan menurun yang agak curam dan tidak terlalu panjang. Ini dilakukan agar laju mobil tak begitu cepat karena tertahan rasio gigi rendah. Sedangkan gigi L yang paling rendah idealnya jalan menurun yang lebih curam.
ADVERTISEMENT
"Posisi L atau 1 itu booster pressure-nya akan memberikan tekanan oli pada kopling, sehingga memungkinkan bisa nanjak atau turunan curam. Saat itu putaran mesin lebih tinggi dibanding output shaft, pedal gas angkat ada efek engine brake," jelasnya.
Lebih lanjut untuk mobil matik CVT atau triptonik, bisa menerapkan hal yang sama. Turunkan gigi secara bertahap, atau khususnya CVT gunakan gigi L untuk menuruni jalanan yang curam supaya ada engine brake.