Pasar Mobil Lesu, Laba Bersih Astra Terkoreksi Rp 122 Miliar

28 Februari 2020 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil bekas Toyota di Astra Auto Fest 2020 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mobil bekas Toyota di Astra Auto Fest 2020 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Merosotnya penjualan mobil Grup Astra menggerus laba bisnis otomotif sampai minus 1,43 persen (Rp 122 miliar), atau menjadi Rp 8,4 triliunan sepanjang 2019.
ADVERTISEMENT
Sementara pada periode yang sama tahun sebelumnya di 2018, laba bersih Astra dari bisnis otomotif mencapai Rp 8,5 triliunan.
Di dalam laporan keuangan Astra tahun 2019 disebut, jualan mobil Astra anjlok 8 persen menjadi 536.000 unit. Sementara pangsa pasar Astra meningkat dari 51 persen menjadi 52 persen.
Ragam motor Honda di Astra Auto Fest 2020 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Sepanjang 2019, dari empat mobil yang berada di bawah Astra --Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot-- telah meluncur 15 model baru dan 11 model revamped.
"Laba bersih dari divisi otomotif Grup mengalami penurunan sebesar 1 persen menjadi Rp 8,4 triliun. Utamanya disebabkan turunnya jualan mobil dan meningkatnya biaya produksi, yang sebagian diimbangi naiknya jualan motor," tulis Prijono Sugiarto Presiden Direktur dalam laporan resmi yang diterima kumparan, Kamis (27/2).
ADVERTISEMENT
Namun, jualan sepeda motor Astra Honda meningkat 3 persen atau menjadi 4,9 juta unit dengan pangsa pasar sebesar 76 persen, sedikit meningkat dibandingkan tahun 2018. Pada tahun 2019 telah diluncurkan 6 model baru dan 21 model revamped.
Laporan keuangan Grup Astra tahun 2019. Foto: Istimewa
Lalu bisnis komponen otomotif Grup lewat PT Astra Otoparts Tbk (AOP), mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 21 persen menjadi Rp 740 miliar. Faktornya kenaikan pendapatan dari segmen pasar suku cadang pengganti (REM/replacement market), dan menurunnya biaya produksi.

Pengaruhi pendapatan grup

Prijono menyebut, penurunan pendapatan dari divisi otomotif dan agribisnis, berimbas juga pada perolehan pendapatan bersih konsolidasian Grup yang turun 1 persen pada 2019, menjadi Rp 237,2 triliun.
Sedangkan laba bersih Grup mencapai Rp 21,7 triliun, atau tercatat stabil jika dibandingkan tahun sebelumnya. Nilai aset bersih per saham tercatat sebesar Rp 3.652 pada 31 Desember 2019, 8 persen lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir tahun 2018 (rp 3.383).
Laporan keuangan Grup Astra tahun 2019. Foto: Istimewa
"Penurunan tersebut lebih besar daripada peningkatan pendapatan dari divisi jasa keuangan, serta infrastruktur dan logistik," tuturnya.
ADVERTISEMENT

Rapor merah

Keempat merek otomotif yang berada di bawah Astra, pada 2019 lalu tak mampu memperoleh hasil positif. Performa terburuk harus dialami oleh Daihatsu.
Mengacu pada data wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Toyota harus turun 5,78 persen, Daihatsu minus 12,56 persen, Isuzu terkoreksi 3,17 persen, begitu juga Peugeot negatif 7,19 persen.
Namun pada hitungan retail, penjualan mobil Isuzu berhasil bertahan stabil. Berikut lebih jelasnya pada tabel.
Penjualan mobil Grup Astra 2019 (diolah dari data Gaikindo). Foto: Ghulam Muhammad Nayazri