Pahami Kondisi 'Microsleep' saat Berkendara dan Solusinya

21 Februari 2020 14:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hati-hati microsleeping Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Hati-hati microsleeping Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Situasi lelah, kurang tidur, hingga aktivitas monoton bisa memicu tahap microsleep. Keadaan tersebut juga bisa mengintai saat berkendara hingga dapat berakibat kecelakaan fatal.
ADVERTISEMENT
Menurut Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, microsleep atau tidur sesaat termasuk dalam kategori kelelahan ringan. Penyebabnya bisa karena faktor aktivitas atau penyakit tertentu.
"Ada dua jenis kelelahan, kelelahan ringan dan kelelahan berat. kelelahan ringan biasanya disebabkan aktivitas monoton, misalnya berkendara dengan rute-rute komuter yang sama. Bisa juga terjadi pada orang-orang yang menderita penyakit diabetes," kata Jusri kepada kumparan, Rabu (19/2).
Melansir tuck.com, microsleep terjadi secara spontan dengan tanda-tanda seperti tatapan kosong, gerakan kepala ke depan, dan penutupan mata. Penelitian American Sleep Apnea Society menyebut microsleep biasa diderita oleh penderita insomnia karena obstructive sleep apnea atau gangguan pernapasan saat tidur.
com-Ilustrasi wanita terbangun dari tidurnya Foto: shutterstock
Pengemudi dengan obstructive sleep apnea tercatat berpotensi 2 hingga 4 kali lebih mengalami kecelakaan mobil.
ADVERTISEMENT
"Ciri-ciri microsleep terjadi sekitar 30 detik sampai satu menit. Ini juga sering diekspresikan seperti kondisi highway hypnosis karena situasi bosan berkendara," ujarnya.
Jusri mengatakan kondisi highway hypnosis sendiri akan hilang saat pengemudi menerima stimulasi yang masuk ke indera mata dan telinga. Misalnya ada klakson atau kondisi yang terjadi tiba-tiba.
"Karena prosesnya 30 sampai 1 menit, dalam kecepatan 60 km/jam itu kendaraan sudah melaju sekitar 17 meter jadi bisa berbahaya, karena analoginya 2 meter saja sudah bisa ke bahu jalan," jelasnya.
Antisipasi
Ilustrasi mengendarai mobil. Foto: dok, Istimewa
Menurut Jusri pencegahan microsleep saat mengemudi bisa dilakukan dengan melakukan gerakan-gerakan ringan kepala ke kiri dan kanan. Ini bisa menstimulasi otak agar tetap fokus.
"Kedua bisa dengan mengubah rute komuter harian sehingga tingkat kewaspadaan kita semakin tinggi. Nah karena waspada sehingga membuat kita tetap konsentrasi dan terjaga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Jika kondisi microsleep sudah menyerang, usahakan agar beristirahat sejenak. Mampir sebentar ke tempat yang aman untuk tidur sebentar dan pastikan kendaraan terparkir aman.
"Bisa lakukan metode power nap atau tidur sebentar sekitar 15-20 menit. Ini efektif membuat tubuh kembali sehat dan kantuk hilang, tapi jangan sampai lebih dari 20 menit," pungkasnya.