Mengapa Target Netral Karbon Jadi Tanggung Jawab Bersama

31 Oktober 2022 13:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Rabu (28/9/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suasana gedung bertingkat yang terlihat samar karena polusi udara di Jakarta, Rabu (28/9/2022). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ancaman cuaca ekstrem, bencana hingga krisis pangan bisa mengancam umat manusia bila tren kenaikan suhu bumi tak segera diantisipasi. Maka dari itu Perjanjian Iklim Paris dibuat dan semua negara berkomitmen menahan kenaikan suhu global di bawah 2-1,5 derajat celcius.
ADVERTISEMENT
Indonesia sendiri berkomitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29 persen tanpa bantuan internasional dan 41 persen dengan bantuan internasional pada tahun 2030.
Berdasarkan data 2019, sektor energi menjadi penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca sebesar 45,7 persen, diikuti pembangkit listrik 35 persen, serta transportasi dan industri masing-masing 27 persen.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyatakan, target netral karbon ini harus menjadi tanggung jawab bersama.
“Indonesia kita sedang membutuhkan dukungan seluruh elemen bangsa dalam memperjuangkan aktualisasi keadilan iklim di antara negara-negara di dunia,” katanya.
Edukasi soal target netral karbon menjadi penting. Semakin banyak yang paham, makin besar juga keterlibatan kita bersama untuk mencapai target tersebut, menyesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing.
Fasilitas pengujian mobil listrik di xEV Center Toyota. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Inilah yang dilakukan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dengan fasilitas xEV Center, yang merupakan fasilitas pembelajaran dan pengembangan kapabilitas elektrifikasi, serta energi hijau yang berfungsi sebagai edukasi masyarakat melalui kolaborasi tiga elemen: pemerintah, instansi pendidikan, dan industri otomotif.
ADVERTISEMENT
Toyota xEV Center didirikan di area pabrik TMMIN Karawang 3 dengan luas area saat ini 600 m2.
Pada fase pertama, Toyota xEV Center fokus menyajikan beragam informasi terkait elektrifikasi dengan berbagai fasilitas, mulai dari hybrid electric vehicle (HEV), plug-in hybrid electric vehicle (PHEV), battery electric vehicle (BEV), hingga fuel cell electric vehicle (FCEV).
Selain itu, di bagian luar juga dilengkapi dengan Outdoor Charging Station. Fasilitas ini untuk memudahkan publik dalam memahami ragam informasi terkini terkait ekosistem elektrifikasi.
Toyota xEV Center pada fase kedua nantinya akan akan membuat showcase pembangkit listrik dengan kincir air, kincir angin hingga solar panel untuk memperlihatkan ekosistem elektrifikasi hijau dari hulu ke hilir. Sedangkan pada fase ketiga bakal menampilkan solusi mobilitas, yang menampilkan Intelligent Transport System.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Taufiek Bawazier dalam peresmian xEV Center pada Mei 2022 menuturkan, pembangunan xEV Center ini memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat terkait inovasi ragam teknologi kendaraan elektrifikasi dan ekosistem elektrifikasi, di tengah upaya pemerintah mewujudkan kendaraan ramah lingkungan.
Toyota Prius PHEV di xEV Center. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
"Kami berharap Toyota xEV Center dapat menjadi katalisator pengembangan teknologi, ekosistem elektrifikasi dan industrialisasi kendaraan elektrifikasi di Indonesia,” katanya.
Lewat xEV Center, Toyota juga menunjukkan konsistensi mereka dalam pengembangan industri otomotif berbasis elektrifikasi, mulai dari kolaborasi dengan pemerintah, hingga menggelar sejumlah riset untuk pengembangan kendaraan elektrifikasi di Indonesia. Dengan begitu, pengembangan industri otomotif melibatkan lintas-generasi bisa tercapai untuk menuju netral karbon 2060.

Multi-pathway

"Kami mendukung penuh pemerintah dalam upaya berkelanjutan dalam mencapai target netralitas karbon, karenanya xEV Center kami kembangkan sebagai bagian dari ekosistem era elektrifikasi melalui advokasi publik mengenai ragam pilihan dan teknologi elektrifikasi," tutur Direktur Corporate Affairs PT TMMIN, Bob Azam.
ADVERTISEMENT
Dalam mencapai target netral karbon, diversifikasi teknologi menjadi penting agar semua elemen masyarakat bisa ikut berkontribusi. Toyota, kata Bob menggunakan pendekatan multi-pathway, yang di dalamnya meliputi kendaraan dengan efisiensi bahan bakar tinggi, flexy engine, hybrid electric vehicle, plug-in hybrid electric vehicle, battery electric vehicle, dan fuel cell electric vehicle.
Strategi ini pun sejalan dengan program pemerintah untuk menyediakan produk-produk rendah emisi mengacu pada Permenperin Nomor 36 Tahun 2021, tentang Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV).
Selain menyediakan fasilitas edukasi melalui xEV Center, TMMIN juga berkolaborasi dengan tujuh universitas untuk mengadakan riset dan sejumlah seminar terkait elektrifikasi.