Diskon PPnBM Permanen Mobil Baru Masih Dikaji Kemenkeu
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keputusan soal perpanjangan diskon PPnBM mobil baru, masih jadi perbincangan. Banyak yang menanti-nanti, khususnya produsen otomotif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bahkan beberapa menyebut, tanpa diskon PPnBM bisa membuat market otomotif anjlok di awal tahun. Pertama karena market shock dan kedua orang menunda pembelian karena menunggu keputusan.
Terkait dengan wacana perpanjangan tersebut, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu menyebut, saat ini masih mempelajarinya.
"Nah ke depan apakah kita akan perpanjang, ini terus kita kaji, bahwa kita sudah tahu karena kita sudah punya logika untuk mobil beremisi rendah, jadi ini harus logikanya konsisten," ucapnya di saluran youtube BKF Kemenkeu, Kamis (13/1).
Febrio menambahkan, pihaknya mau mendorong mobil listrik berbasis baterai dengan PPnBM nol persen. Kemudian dengan emisinya lebih tinggi naik ke 3 persen sampai ICE 15 persen.
"Ini yang harus kita jaga konsistensinya, jangan tiba-tiba kita sudah jelas, ketika perekonomiannya sudah pulih, kan yang kita harapkan adalah datangnya investasi untuk transformasi perekonomiannya juga," tutur Febrio.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut menjadi pertimbangan yang cukup serius. Namun pihaknya tetap akan pelajari bagaimana dampaknya.
"Karena pun dampaknya positif, jadi terus kita kaji dengan Kementerian Lembaga (KL) yang lain," katanya.
Suksesnya diskon PPnBM
Febrio menambahkan, yang jelas pada tahun 2021 program ini sudah memberikan dampak yang sangat besar, khususnya untuk penjualan mobil yang masuk ke dalam program.
"Nah program kemarin sukses dan kita melihat sudah pulih sektor otomotifnya, dan itu tujuan kita sektor otomotif pulih, dan kita fokus di mobil yang local purchase tinggi 60 persen minimal," ujar Febrio.
Jadi tidak hanya memberikan insentif, masyarakat bisa menikmati dan dipastikan juga multiplier efeknya besar.