Biar Motor Matik Kamu Awet, Hindari 4 Kebiasaan Salah ini

9 Oktober 2020 8:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Test ride Honda Genio Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Test ride Honda Genio Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Motor matik menawarkan kepraktisan bagi pengendaranya. Ya, pengemudi cukup mengontrol tuas gas dan rem dalam mengoperasikannya.
ADVERTISEMENT
Namun di samping kemudahannya, ternyata mengendarai motor matik tak bisa sembarangan. Hal ini penting agar motor tak cepat rusak dan berakhir di bengkel.
Sayangnya tanpa disadari kesalahan dalam mengendarai motor matik jadi kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Nah, supaya motor matik kamu bisa awet yuk simak 4 kesalahan yang perlu dihindari.

Telat ganti oli gardan

Tahapan ganti oli gardan Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Pemilik motor matik cenderung fokus hanya mengganti oli mesin saja. Padahal menurut Service Advisor Honda Margo Mulyo Megah, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahmad Kosasih kualitas oli transmisi punya peran penting untuk menjaga komponen dalam CVT.
Untuk durasi penggantian, Ahmad menyarankan untuk mengganti tiap 8 ribu kilometer sekali. Ini wajib agar melindungi gesekan (lubrikasi) serta menjaga kinerja komponen pada transmisi.
ADVERTISEMENT

Drive belt dibiarkan motor

Layout ruang CVT baru. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Memiliki fungsi sepeti rantai, drive belt yang dibiarkan kotor atau jarang sekali dibersihkan akan menimbulkan kerak yang mengakibatkan umur pemakaian menjadi pendek bahkan cepat putus.
Ahmad mengatakan, kerak yang muncul pada drive belt disebabkan oleh debu jalanan atau oli yang merembas lantaran seal yang bocor hingga masuk ke rumah CVT yang akhirnya bercampur dengan debu.
Dia menyarankan, apabila merasakan gejala getar, bensin boros, dan suara pada rumah CVT kasar. sebaiknya segera dibawa ke bengkel untuk dilakukan pengecekan.

Menahan gas (RPM) saat macet

Posisi tangan Honda Genio Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Perilaku salah selanjutnya adalah menahan tuas gas saat di kemacetan. Umumnya pengemudi membuka gas sedikit namun laju motor tertahan oleh tuas rem.
Nah jika sering dilakukan konsekuensinya adalah keausan pada komponen kampas kopling. Jika sudah begini, siap-siap merogoh kocek Rp 500 ribuan.
ADVERTISEMENT
Ahmad mengatakan, untuk masa pakai yang ideal kampas kopling adalah 30 ribu kilometer. Nah jika kebiasaan menahan gas sering dilakukan umur pakai komponen tersebut hanya bertahan 18 ribu kilometer saja.

Tak ganti busi dan filter udara saat servis rutin

Busi motor Honda Vario Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Ahmad mengatakan, umumnya konsumen yang melakukan servis rutin hanya meminta untuk melakukan pembersihan mesin dan ganti oli saja tanpa mengganti busi dan filter udara.
Padahal, kata dia, busi dan filter yang bersih akan menjaga tarikan gas tetap enteng dan terhindar dari gejala brebet.
“Pada buku servis busi harus diganti pada pemakaian 8 ribu kilometer dan filter udara diganti saat 14 ribu kilometer atau kalau sudah terlihat kotor,” jelas Ahmad.
Filter udara yang kotor Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTOA
Mengingat harganya yang cukup terjangkau sekitar Ro 15-20 ribu untuk busi dan Rp 45-60 ribu untuk filter udara sebaiknya mengganti kedua komponen tersebut sesuai dengan jadwal rekomendasi.
ADVERTISEMENT
Saksikan video menarik di bawah ini: