Wiranto: Ada yang Bilang 'Saya Perlu Darah Presiden'

16 Mei 2019 14:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menkopolhukam, Wiranto saat berada di Hotel Paragon, Jakarta Barat. Foto: Muhammad Lutfan Dharmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menkopolhukam, Wiranto saat berada di Hotel Paragon, Jakarta Barat. Foto: Muhammad Lutfan Dharmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menkopolhukam Wiranto menyoroti masih adanya konflik sosial yang muncul usai Pemilu 2019. Wiranto mengkhawatirkan banyaknya dorongan langkah-langkah yang tidak sesuai dengan konstitusional.
ADVERTISEMENT
Wiranto mengatakan, beragam dorongan langkah inkonstitusional dalam menyikapi hasil Pemilu 2019 terus bermunculan. Mulai dari yang sangat lembut sampai yang sangat keras seruannya.
"Kita enggak usah sembunyi lah ya. Ada ancaman-ancaman yang mengatakan, kalau kalah enggak usah lapor MK, people power," ungkap Wiranto dalam pengarahan di Hotel Paragon, Jakarta Barat, Kamis (16/5).
"Ini negara sudah bobrok enggak usah konstitusi, revolusi. Ada. Ada lagi, 'saya perlu darahnya Presiden, kita sembelih. Itu lebih gila lagi kan. Itu yang gini-gini kan, masuk di medsos, membangun opini ke publik. Jangan-jangan ini bener," ujar dia.
Menko Polhukam Wiranto memberikan keterangan pers seusai rapat koordinasi khusus . Foto: ANTARA FOTO/Renald Ghifari
Segala bentuk potensi ancaman keamanan memang sudah dipetakan oleh TNI-Polri. Termasuk kemungkinan konflik yang terjadi usai pencoblosan. Hal inilah yang harus diselesaikan oleh aparat keamanan.
ADVERTISEMENT
"Kalau 02 menang, kita pesta. Kalau 02 kalah, duduki, tidak percaya, kita nyatakan menang, ini kan ada. Ada. Ini bukan karangan Pak Wiranto, ada. Ini tentunya kita perlu sinergikan, apakah itu benar enggak sih?" jelas dia.
Untuk itu, Wiranto meminta kepada jajaran TNI, Polri, dan jajaran pemerintahan lainnya agar menjelaskan informasi yang melenceng itu. Sehingga masyarakat tak termakan dengan berita bohong.
"Saudara-saudara corong masyarakat, abdi masyarakat, yang nantinya akan jelaskan ke masyarakat. Tapi yang pasti jangan pernah terjadi, supaya tidak terjadi kita netralisir itu. Tidak bisa aparat keamanan, itu bagian tugas kita semua," ucap dia.