Waspada Dampak Curah Hujan Naik Imbas La Nina: Banjir hingga Kerugian Pertanian

23 Oktober 2021 11:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara permukiman warga terendam banjir di Jalan Anoi, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (15/9/2021). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara permukiman warga terendam banjir di Jalan Anoi, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Rabu (15/9/2021). Foto: Makna Zaezar/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Curah hujan menjelang akhir tahun diprediksi semakin meningkat imbas La Nina. BMKG pun mengingatkan naiknya curah hujan berpotensi terjadinya bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin kencang, hingga tanah longsor.
ADVERTISEMENT
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan La Nina lemah yang terdeteksi pada Oktober 2021 diperkirakan menguat pada November dan Desember. Kemudian menjadi La Nina moderat pada akhir tahun 2021 hingga Februari 2022.
Pengguna kendaraan bermotor berkendara saat hujan deras di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Kamis (21/10/2021). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Dwikorita mengatakan, fenomena La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan yang bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Indonesia. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada akhir tahun lalu.
"Ini tentunya dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," jelasnya dikutip dari keterangan resminya, Sabtu (23/10).

Antisipasi Kerugian Pertanian Imbas La Nina

Dwikorita pun meminta semua pihak mengantisipasi potensi cuaca ekstrem akibat La Nina ini. Sebab, hal ini juga bisa berpengaruh pada hasil panen hingga kerugian bagi pertanian Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Hal tersebut perlu disikapi dengan tepat oleh segenap masyarakat, terlebih para petani, sehingga kondisi hujan yang berlebih tidak menimbulkan kerugian bagi pertanian," terangnya.
Petani merawat padi di Desa Sudamanik, Lebak, Banten, Selasa (25/5/2021). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
Terhadap antisipasi kerugian pertanian, BMKG turut meningkatkan pengetahuan para petani mengenai pola cuaca dan iklim, yang bermanfaat dalam penyusunan strategi tanam guna menghasilkan panen yang maksimal. Seperti yang dilaksanakan dalam kegiatan Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik di DIY pada Kamis (21/10) lalu.
Menurut Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan, SLI mendorong pemanfaatan informasi iklim untuk penyusunan pola tanam, pengaturan tata kelola air, serta mitigasi bencana akibat gangguan cuaca.
---------------------------------
Ikuti survei kumparan dan menangi e-voucher senilai total Rp 3 juta. Isi surveinya sekarang di kum.pr/surveinews
ADVERTISEMENT