TPA Piyungan Kembali Buka, Pemkot Yogya Butuh Seminggu untuk Angkut Sampah

12 Mei 2022 20:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret sampah menumpuk di sejumlah titik dan depo sampah di Kota Yogyakarta pada Rabu (11/5) lalu.
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Potret sampah menumpuk di sejumlah titik dan depo sampah di Kota Yogyakarta pada Rabu (11/5) lalu. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TPA Regional Piyungan di Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Kabupaten Bantul, kembali dibuka pada, Kamis (12/5). Sebelumnya, TPA ini beberapa hari tutup karena diblokade warga.
ADVERTISEMENT
Akibat penutupan, sampah menumpuk di depo sampah di Kota Yogyakarta. Sampah yang tidak terangkut menimbulkan bau yang tidak sedap.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, butuh waktu satu minggu untuk mengangkut sampah yang menumpuk di depo.
"Kita butuh waktu sekitar satu minggu, untuk memberikan (mengangkut) seluruh sampah yang sekitar 5-6 hari ya yang kemarin terhenti. Kita butuh waktu sekitar seminggu," kata Heroe kepada wartawan saat di Kotabaru.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Heroe menyebut, dia akan mengerahkan seluruh armada truk Pemkot Yogya untuk mengangkut sampah. Beberapa sampah telah diproses di depo, tetapi kapasitasnya masih kecil.
Heroe menuturkan, ke depan Pemkot Yogya akan membangun tempat pengolahan sendiri. Kota Yogya selama ini tidak pernah menjadi pilot project seperti kota lain. Maka, solusinya harus membangun sendiri.
ADVERTISEMENT
"Nah kita kebetulan tidak menjadi pilot projek sehingga kita harus membangun sendiri dengan anggaran yang memang cukup besar untuk bisa mengolah menjadi energi listrik. Tetapi ada beberapa yang nanti kita upayakan bareng-bareng untuk bisa diolah sesuai dengan kapasitasnya yang mungkin pola-polanya bisa digunakan untuk kebutuhan yang lain," jelas Heroe.
"Termasuk pemisahan organik dan anorganik nanti kan pengolahannya itu. Yang anorganik nanti kita olah menjadi batako dan segala macam. Yang organik nanti bisa diolah menjadi pupuk sampai makan ikan dan segala macam," tutup dia.
Potret sampah menumpuk di sejumlah titik dan depo sampah di Kota Yogyakarta pada Rabu (11/5) lalu. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sebelumnya TPA Piyungan kembali dibuka setelah ada kesepakatan antara Pemda DIY bersama perwakilan warga sekitar TPA Regional Piyungan. Audiensi dilakukan di Pemda DIY, Rabu (11/5).
Warga menyampaikan aspirasi bahwa keberatan dengan pembukaan lahan transisi. Lahan transisi diperlukan lantaran daya tampung lahan eksisting di zona A dan zona B TPA Piyungan tak lagi memadai.
ADVERTISEMENT
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, Pemda DIY telah mengupayakan pemadatan sampah di zona A dan B untuk memperpanjang daya tampung.
"Setelah dipadatkan kemarin, bisa turun sekitar 4 meter dan mungkin bisa bertambah daya tampungnya sekitar 1,5 bulan. Zona transisi akan digunakan kalau kapasitas zona A dan B benar-benar sudah tidak memadai. Jadi kita memaksimalkan dulu zona A dan zona B," kata Aji.
Dijelaskan bahwa apabila zona transisi digunakan, diproyeksikan hanya akan digunakan hingga tahun 2025. Kemudian lahan transisi akan ditutup dan tidak akan ada lagi pembuangan sampah.
Pemda DIY juga menyatakan bahwa penyiapan proses lahan transisi wajib memperhatikan bahaya pencemaran sumber air tanah.
Potret sampah menumpuk di sejumlah titik dan depo sampah di Kota Yogyakarta pada Rabu (11/5) lalu. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan