Timses Prabowo: Pertahanan RI Terendah, Anggaran TNI Hanya Rp 108 T

15 Januari 2019 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkhawatirkan sistem pertahanan Indonesia yang lemah. Prabowo menuturkan dalam menghadapi perang, Indonesia hanya mampu bertahan tiga hari karena keterbatasan alutsista (alat utama sistem senjata). Hal tersebut dikatakan Prabowo pada saat menyampaikan visi misi dalam pidato kebangsaan bertajuk 'Indonesia Menang', Senin (14/1).
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Dewan Penasehat BPN Prabowo-Sandi, Syarief Hasan ikut menjelaskan maksud pernyataan Prabowo terssebut. Syarief mengatakan, Prabowo ingin memperkuat pertahanan bangsa dengan memiliki alutsista yang terbaik.
Saat ini kata Syarief, jumlah alutsista Indonesia sangatlah minim karena anggaran yang tidak memadai. Maka dari itu, lanjutnya, perlu peningkatan anggaran alutsista.
"Maksudnya Pak Prabowo ingin memperkuat supaya kita itu disegani. Karena dengan kekuatan alutsista kita maka pasti negara-negara lain akan segan dengan kita. Soal perang memang kita harus dengan kekuatan. Sekarang (kekuatan Indonesia) terendah, rendah sekali. Jadi perlu diperkuat dengan peningkatan anggaran," kata Syarief yang juga anggota komisi I DPR saat dihubungi, Selasa (15/1).
Syarief mengatakan selama pemerintahan Jokowi, anggaran pertahanan Indonesia sebesar Rp 108 triliun. Namun anggaran itu, kata dia, harus dibagi kepada lima institusi pertahanan yakni TNI AU, TNI AD, TNI AL, Bakamla, dan Kementrian Pertahanan. Dari jumlah anggaran pertahanan, 60 persen digunakan untuk membayar upah pegawai.
ADVERTISEMENT
"(Anggaran) cuma Rp 107 atau Rp 108 triliun. Itu pun kebanyakan itu sekitar 60 persen itu untuk kebutuhan gaji, belum untuk perawatan peralatan jadi sangat sedikit sekali. Bayangkan saja itu untuk 5 institusi dari Rp 107 triliun," kata dia.
Prabowo Subianto (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) saat berada di JCC dalam acara pidato kebangsaan Prabowo, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Prabowo Subianto (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) saat berada di JCC dalam acara pidato kebangsaan Prabowo, Senayan, Jakarta, pada Senin (14/1). (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
"Bandingkan dengan Polri, hanya satu institusi itu anggarannya hampir Rp 100 triliun. Jadi di sini kelihatan memang kita harus prihatin," lanjutnya.
Syarief menuturkan jika terpilih dalam Pilpres 2019, Prabowo akan menaikkan anggaran pertahanan seiring dengan pertumbuhan ekonomi bangsa. Apalagi, Prabowo-Sandi memiliki fokus utama meningkatkan pertumbuham ekonomi.
"Tentu kita lihat Pak Prabowo mencanangkan pertumbuhan ekonominya tinggi jadi ada keberpihakan pertumbuhan ekonomi. Kalau tinggi dapat dipastikan anggaran untuk militer, tentu terbuka kemungkinan untuk dinaikkan," kata Syarief.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, dalam pidato kebangsaan 'Indonesia Menang' Prabowo tak yakin Indonesia dapat bertahan 1.000 tahun. Prabowo kemudian menyinggung pernyataan Menteri Pertahanan saat ini, Ryamizard Ryacudu yang menyebut peluru para prajurit hanya tahan 3 hari saat perang.
"Apakah ini negara kuat? Negara yang bisa langgeng? Bahkan Menteri Pertahanan yang sekarang mengatakan kalau Indonesia terpaksa perang hari ini, kita hanya bertahan 3 hari karena peluruh hanya 3 hari. Bukan saya yang sampaikan itu, Menteri Pertahanan yang sekarang. Beliau patriot dan ingin ini diketahui rakyat," kata Prabowo.