Susaningtyas Kertopati Sambangi MUI, Klarifikasi Isu Bahasa Arab dan Terorisme

16 September 2021 8:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Dakwah MUI, Cholil Nafis. Foto: Fadjar Hadi/kumparan
ADVERTISEMENT
Susaningtyas Kertopati menyambangi MUI. Kedatangan pengamat militer dan kepolisian ini guna melakukan tabayyun (memberi penjelasan) dengan pengurus MUI soal pernyataannya yang tersebar di publik.
ADVERTISEMENT
Seperti diunggah Ketua MUI KH Cholil Nafis dalam akun instagramnya, Kamis (16/9), Susaningtyas datang ke MUI pada Rabu (15/9).
Susaningtyas sendiri ramai menjadi bahasan di publik karena isu soal ciri terorisme adalah penggunaan bahasa Arab dan tidak hafal nama menteri dan parpol.
"Dia kemarin siang datang ke MUI untuk memberi tabayyun berkenaan dengan berita viral yang menganggapnya bahasa Arab adalah ciri teroris. Ini tanpa janjian, tetapi langsung datang ke kantor MUI," beber KH Cholil.
"Saya posisinya menerima tabayyun dan memberi saran saja. Dan, sekarang menyampaikan ke publik. Kita perlu mengambil ibrah agar bijak menyampaikan sesuatu di publik, bijak bermedsos, dan terus menjadi manusia pembelajar," tutur dia.
Pengamat militer Susaningtyas Kertapati sowan ke MUI pada September 2021. Foto: Instagram/@cholilnafis
Sedang Susaningtyas Kertopati dalam kesempatan itu menyampaikan, sebagai umat Islam dia datang bertabayyun ke MUI dan menghadap ke Buya Amirsyah dan Kiai Cholil.
ADVERTISEMENT
"Sempat viral bahwa saya dinyatakan menyatakan bahwa bahasa Arab itu bahasanya teroris, Islam kaitannya dengan radikalisme. Saya tidak pernah mengatakan bahasa Arab bahasanya teroris, bisa dilihat di webinar medcom saya mengatakan tidak semua lembaga pendidikan Islam merupakan ciri-ciri dari radikalisme dan terorisme," beber Susaningyas seperti di video IG Kiai Cholil.
Soal ucapannya bahwa hafalan parpol dan menteri, kata dia, itu hanya pengalamannya waktu kecil. Dia hanya berbagi.
"Sebagai umat Islam yang taat, tidak pernah ada niat membenci bahasa Arab dan Islam. Saya masih waras, saya menjunjung tinggi agama saya. Saya beribadah sesuai agama saya dengan sebaik-baiknya," urai dia.
Susaningtyas Kertopati atau akrab disapa Nuning merupakan anggota DPR dari PDIP periode 1999-2004. Dia lalu menjadi anggota DPR dari Hanura periode 2009-2014. Pada Pemilu 2019, dia maju sebagai caleg DPR dari Perindo.
ADVERTISEMENT
Perempuan 57 tahun ini menyelesaikan studi S1 dan S2 di UI dan S3 di Unpad.