Seruan Anies demi Tekan Corona: Perpanjang Belajar di Rumah hingga Jangan Mudik

29 Maret 2020 6:01 WIB
ADVERTISEMENT

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan terkait rapid rest tenaga medis. Foto: Dok. Pemprov DKI

Jumlah pasien positif virus corona belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Oleh karena itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memutuskan masa Tanggap Darurat di wilayahnya yang mulanya berakhir 4 April diperpanjang hingga 19 April.

ADVERTISEMENT

Perpanjangan status Tanggap Darurat memiliki banyak konsekuensi. Di antaranya kegiatan publik seperti sekolah, kantor, dan tempat wisata, tetap ditutup. Pemprov DKI juga menghadapi tantangan semakin mendekatnya waktu mudik lebaran akan tiba 2 bulan lagi.

Status Tanggap Darurat sama dengan pembatasan aktivitas di tempat publik. Untuk meminimalisir warga keluar rumah, Pemprov DKI ikut memperpanjang penutupan tempat wisata dan memberlakukan kerja dari rumah bagi instansi pemerintahan.

Selain itu, kebijakan belajar dari rumah bagi seluruh jenjang pendidikan ikut diperpanjang. “Kegiatan belajar mengajar diperpanjang mengikuti status tanggap darurat 19 April," terangnya.

Foto ini mungkin mengganggumu, apakah tetap ingin melihat?

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan teleconference dengan pimpinan kota jaringan C40 membahas penanganan corona. Foto: Facebook/Anies Baswedan

Pemprov DKI juga mengambil ancang-ancang untuk mengantisipasi arus pergerakan warga dari ibu kota ke daerah. Tirakat pulang kampung yang biasa terjadi saat mudik lebaran bisa muncul lebih cepat seiring banyaknya unit usaha yang tutup di DKI Jakarta imbas merebaknya virus corona.

ADVERTISEMENT

Untuk itu, Anies mengimbau agar para penduduk DKI Jakarta tidak terburu-buru pulang ke daerah asalnya. Hal ini dikhawatirkan dapat memperkuat risiko penularan di kampung halaman. "Kami meminta kepada masyarakat Jakarta untuk tidak meninggalkan Jakarta ke luar. Khususnya ke kampung halaman," kata Anies.

Anies meyakinkan jika fasilitas kesehatan di DKI Jakarta masih bisa lebih mampu menangani pandemi COVID-19 dibanding daerah. "Karena fasilitas kesehatan yang ada di Jakarta meskipun terbatas dibanding jumlah kasus yang dihadapi, tapi relatif lebih tersedia,” tutupnya.

Jumlah penderita COVID-19 di wilayah DKI Jakarta terus bertambah. Minggu (28/3) data menunjukkan terdapat 603 pasien positif, 62 meninggal, dan 43 pasien sembuh.

**************

kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!

ADVERTISEMENT