Selama PPKM Darurat, Ridwan Kamil Sebut BOR dan Tingkat Kematian di Jabar Turun
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan selama penerapan PPKM Darurat sejak 3 Juli hingga 20 Juli, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit di Jabar menurun.
ADVERTISEMENT
"Puncak dari keterisian (rumah sakit ) di 4 Juli 2021, sebelum PPKM Darurat itu 90,69 persen, hari ini, kemarin, tanggal 20 Juli, turun 13 persen," kata Ridwan Kamil saat konferensi pers virtual Rabu (21/7).
"Nah ini berbanding lurus dengan kasus aktif itu bisa debatable. Karena setiap hari diumumkan kasus lama masih bercampur. BOR, tak debatable, karena keluar masuk pasien diukur dari sistem yang kita punya," lanjut Ridwan Kamil.
Lebih lanjut Ridwan Kamil mengatakan selain BOR, tingkat kematian di Jawa Barat (Jabar) usai PPKM Darurat juga menurun. Per tanggal 20 Juli, tercatat hanya ada 70 kasus meninggal.
ADVERTISEMENT
"Kalau dilihat dari statistik, ini saya menyatakan cukup lumayan di awal-awal puncak kenaikan itu tertinggi 11 Juli, ke sini ke sini makin turun, mudah-mudahan juga seiring waktu, pesan-pesan innalillahi di WA (WhatsApp) kita semakin menurun, amin," ujar mantan Wali Kota Bandung itu.
Ridwan Kamil mengatakan angka penurunan itu selain karena efektifnya pemberlakuan PPKM Darurat, juga penguatan oksigen di sejumlah rumah sakit rujukan corona di Jabar. Selain itu, kata dia, penurunan tingkat kematian juga karena pasien isoman diberikan obat.
"Nah angka-angka ini menunjukkan bahwa penguatan oksigen yang kita lakukan untuk rumah sakit, juga sebagian kita berikan yang isoman, kemudian nanti saya sampaikan berita obat telekonsultasi itu menurunkan kematian," kata Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
"Saya laporkan tingkat kematian di Jawa Barat, rata fifty-fifty, 50 persen laki-laki, 50 persen perempuan selama PPKM Darurat. Usia 50 persen di atas 50 tahun, 50 persenan di bawah 50. Jadi dominasinya merata," lanjut Ridwan Kamil.