Sehari Jelang Pemilu, Demo Berujung Ricuh Pecah di Belanda

15 Maret 2021 10:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Protes pembatasan akibat virus corona di Den Haag, Belanda. Foto: Piroschka Van De Wouw/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Protes pembatasan akibat virus corona di Den Haag, Belanda. Foto: Piroschka Van De Wouw/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Polisi anti huru-hara Belanda membubarkan unjuk rasa di Den Haag pada Minggu (14/3/2021). Demo berlangsung sehari sebelum pemilu nasional.
ADVERTISEMENT
Tindakan tegas kepolisian diambil karena demonstran melanggar aturan jaga jarak. Social distancing menjadi barang wajib selama pandemi COVID-19 di Belanda.
Selain itu, demonstran juga menolak membubarkan diri. Ribuan orang tersebut bahkan melempar polisi dengan kembang api dan beberapa benda lain.
Polisi menahan seorang demonstran selama protes pembatasan akibat virus corona di Den Haag, Belanda. Foto: Piroschka Van De Wouw/REUTERS
Untuk membubarkan demo polisi menembakkan water cannon dan melepaskan tembakan peringatan.
Polisi menyebut, mereka menangkap 20 demonstran. Sedangkan dua demonstran lain dilaporkan terluka.
Demi mencegah demo makin meluas, pemerintah kota menghentikan layanan kereta.
Polisi bentrok dengan demonstran selama protes pembatasan akibat virus corona di Den Haag, Belanda. Foto: Piroschka Van De Wouw/REUTERS
Sejak awal 2021, beberapa kelompok masyarakat di Belanda menolak lockdown. Akibatnya Belanda menjadi salah satu negara di Eropa dengan tingkat penularan virus corona tertinggi.
Rencananya lockdown dan jam malam akan berlangsung sampai 23 Maret 2021. Karena derasnya penolakan lockdown, demo berujung rusuh kerap terjadi di beberapa kota.
ADVERTISEMENT
Pelaksanaan pemilu sendiri dilangsungkan selama tiga hari sejak Senin (15/3/2021). Komisi pemilu memberlakukan protokol kesehatan ketat. Setiap pemilih diminta menjaga jarak saat datang ke TPS.
Hingga pertengahan Maret, negara berpenduduk 17 juta jiwa ini mencatatkan 1,1 juta kasus COVID-19. Sebanyak 16 ribu di antaranya meninggal dunia.