Satgas COVID-19 Depok Temukan 46 Orang Positif Corona di Pesantren

21 Oktober 2021 16:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
300 santri di Pondok Pesantren di Depok jalani tes corona. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
300 santri di Pondok Pesantren di Depok jalani tes corona. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satgas Penanganan COVID-19 Kecamatan Cimanggis, Depok mendapat laporan adanya santri yang terkonfirmasi positif corona di Pondok Pesantren Babussalam, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok. Satgas kemudian melakukan mitigasi untuk mendeteksi penularan COVID-19 di lingkungan pesantren.
ADVERTISEMENT
Camat Cimanggis, Abdul Rahman mengatakan, mitigasi telah dilakukan Satgas Penanganan COVID-19 Kecamatan Cimanggis terkait adanya santri yang terpapar corona. Bahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan puskesmas dan pesantren untuk melakukan tes swab terhadap santri, guru, hingga pengasuh pondok pesantren.
“Awalnya pada 12 Oktober 2021 terdapat beberapa santri mengajukan cuti atau izin keluar dan dari hasil tesnya ternyata positif,” ujar pria yang kerap di sapa Abra.
Abra mengungkapkan, atas temuan tersebut Satgas Penanganan COVID-19 Kecamatan Cimanggis bergegas menggelar tes swab PCR di Pondok Pesantren tersebut. Dari hasil tes swab yang dilakukan pada 17 Oktober terdapat sejumlah santri yang ditemukan positif.
“Ada 17 santri yang positif dari hasil tes,” ungkap Abra.
Untuk mencegah penularan di lingkungan pesantren baik kepada santri maupun pengasuh pondok pesantren, dilakukan kembali tes swab mulai dari kelas VII hingga kelas VIII. Dari tes tersebut telah didapati kembali tambahan yang terkonfirmasi sebanyak 29 orang.
ADVERTISEMENT
“Jadi totalnya ada 46 orang terkonfirmasi positif,” ucap Abra.
Saat ini, Satgas Penanganan COVID-19 Kecamatan Cimanggis masih melakukan pemantauan terhadap 17 orang dan santri yang pertama kali dinyatakan positif sebelumnya.
“17 orang itu dari pantauan tidak memiliki gejala,” tutur Rahman.
Abra juga telah meminta pondok pesantren untuk menghentikan kegiatan belajar secara tatap muka. Pembelajaran dapat dilakukan melalui daring atau online dari mess santri.
“Santri pun tidak ada yang diperbolehkan keluar pondok pesantren selama di karantina, begitupun dengan santri yang dinyatakan negatif,” tutup Abra.