Rusia Sebut Ancaman AS Hancurkan Korut sebagai "Omelan Haus Darah"

2 Desember 2017 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (Foto: REUTERS/Remo Casilli)
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov (Foto: REUTERS/Remo Casilli)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, bahwa ancaman Amerika Serikat untuk menghancurkan Korea Utara jika terjadi perang adalah "omelan haus darah". Ia menyebut bahwa tindakan militer terhadap Pyongyang akan menjadi sebuah kesalahan besar.
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters padaJumat (1/12), Lavrov mengecam keras komentar yang dibuat oleh Duta Besar AS untuk PBB Nikki Haley. Pada Kamis (30/11) lalu, Haley mengatakan bahwa kepemimpinan Korea Utara akan "hancur lebur" jika perang harus dilakukan setelah uji coba rudal Pyongyang yang disebut yang paling maju.
"Jika seseorang benar-benar ingin menggunakan kekuatan (militer)--seperti yang disebutkan perwakilan AS untuk PBB--untuk menghancurkan Korea Utara ... maka saya pikir itu adalah bermain dengan api dan kesalahan besar," ujar Lavrov.
Dia menyebut pidato Haley tentang langkah Korea Utara itu, yang dia lakukan pada pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, sebagai "sebuah omelan yang sungguh haus darah".
"Kami akan melakukan segalanya untuk memastikan bahwa (penggunaan kekuatan) tidak terjadi, sehingga masalahnya diputuskan hanya dengan menggunakan cara damai dan politis," kata Lavrov.
Nikki Haley. (Foto: Reuters/Brendan McDermid)
zoom-in-whitePerbesar
Nikki Haley. (Foto: Reuters/Brendan McDermid)
Pada Kamis lalu, Haley memang memberikan pernyataan keras untuk menunjukkan sikapnya terhadap peluncuran uji coba rudal Korut. "Diktator Korut kemarin telah membuat putusan yang membawa dunia semakin dekat dengan perang," kata Halley.
ADVERTISEMENT
"Jika perang pecah, jangan salah, rezim Korut bisa hancur lebur," sambung Halley.
Di samping mengancam Korut, Halley meminta dunia satu suara untuk terus menekan Pyongyang. Cara yang dinilai AS ampuh adalah sama sekali tidak berhubungan dengan negara yang dikendalikan Kim Jong Un itu.